Page 88 - Toponim sulawesi.indd
P. 88
74 Jaringan Maritim Indonesia: Sejarah Toponim Kota Pantai di Sulawesi
berkaitan dengan pulau karang di depan daratan negeri Wenang. Negeri ini
kemudian menjadi Manado dan pulau di depannya disebut Manado Tua.
Bila “row” adalah asal katanya maka dalam bahasa Tondano, “manarow =
mana’ndou” dalam bahasa Tombulu, dan Tonsea, “manarow” berarti pada,
di kejauhan” (Manoppo, 1983: 20).
Manado sebagai suatu lokasi dari berbagai pengertian menunjuk pada
suatu tema yang sama, yakni tempat bertemu, tempat (saling) berkunjung
untuk suatu maksud yakni hubungan dagang atau tukar menukar barang
dagangan (barter) antara orang-orang yang datang dari jauh, dari kejauhan,
yakni pulau-pulau sekitar di depan daratan Manado dan atau sebaliknya
orang-orang Minahasa yang datang dari pedalaman, dan turun gunung
ke lokasi yang sama. Jika lokasi dimaksud tempat bertemu dan kunjung
mengunjungi, maka menurut Parengkuan (1981: 3) dalam bahasa Tombulu
ada yang disebut dengan “mandolang”, “maodalan” yang berarti kunjung-
mengunjungi. Di sekitar pesisir pantai Manado ada yang disebut dengan
“mandolang amian” atau Mandolang Utara untuk membedakan dengan
“mandolang talikuran” atau Mandolang Barat, yakni suatu lokasi yang
sekarang ini terletak di arah Barat Daya Manado.
Aktif dan berjalannya kegiatan perdagangan di masa itu menjadikan
nama Manado yang tadinya nama sebuah pulau karang dilepas pantai,
berangsur-angsur berpindah ke daratan Minahasa sejalan dengan ramainya
kegiatan perdagangan dan perebutan bahan makanan di antara bangsa-
bangsa asing yang ingin menguasai Wenang.
Secara geografis, letak Manado merupakan bagian utuh dari tanah
Minahasa yang terletak di bagian sisi Barat Minahasa bagian Utara dan
berhadapan langsung dengan Laut Sulawesi di suatu teluk yang disebut Teluk
Manado. Jika diamati, maka Teluk Manado berbentuk setengah lingkaran
dan cukup terbuka, walaupun disekitar mulutnya terdapat beberapa pulau,
yaitu Pulau Manado Tua, Pulau Bunaken, dan Pulau Siladen. Ada juga pulau