Page 10 - Desain 5 (1)
P. 10

Pewarnaan pada kain/tekstil dapat menggunakan teknik rintang warna, seperti teknik batik
               atau jumputan, teknik print seperti cap, sablon, atau digital printing serta teknik lukis.
               Dekorasi dapat dilakukan pada kain atau pada produk yang sudah terbentuk, dengan teknik
               sulam dan bordir, maupun penambahan aksesori untuk menambah keindahan produk
               kerajinan tekstil.

               1. Teknik Tenun

               Teknik pembuatan kain yang masih tergolong kerajinan karena mengandalkan keterampilan
               tangan adalah teknik tenun. Teknik pembuatan kain dengan mesin otomatis tidak termasuk
               dalam kerajinan. Kain tenun di Indonesia dikerjakan dengan dua jenis teknik, yaitu tenun
               gendong (benang lungsi yang akan ditenun diikat mengelilingi hingga punggung penenun)
               yang digunakan diseluruh Indonesia, dan teknik tenun yang menggunakan bingkai kayu
               sebagai alat bantu tenun.

               Pada teknik tenun dua jenis, dengan benang lungsin putus yang akan menghasilkan kain
               panjang atau selendang dan dengan benang lungsin tidak terputus untuk menghasilkan
               sarung (berbentuk tabung). Sumber: Traditional Indonesia Textiles, John Gillow

               Proses teknik tenun adalah sebagai berikut.

               (a) Menyiapkan benang lungsin yang panjangnya sama dengan panjang kain yang diinginkan
               (b) Memasang benang lungsin pada cucukan (c) Menyiapkan benang pakan (d) Penenunan
               dilakukan dengan memasukan benang pakan ke antara benang-benang lungsin.
               2. Teknik Pewarnaan


               Pada umumnya, teknik pewarnaan kain-kain tradisional di Indonesia memanfaatkan proses
               celup dengan rintang warna seperti teknik batik dan teknik pada Kain Sasirangan khas
               Banjar, Kalimantan Selatan, dan teknik ikat pada pewarnaan serat/benang tenun. Teknik
               pewarnaan pada kain tenun adalah teknik ikat celup. Teknik ikat celup sudah dilakukan sejak
               lama di seluruh belahan dunia.

               Asal usul teknik ini diperkirakan berkembang di India dengan sebutan Bhandani sejak 906
               s.d. 618 SM. Teknik ini berasal dari dataran Cina pada zaman Dinasti Tang dibuat pada kain
               sutera yang merupakan alat barter pada masa kejayaan Jalur Sutra, yaitu jalur yang
               menghubungkan wilayah Cina ke Timur Tengah hingga ke Italia. Teknik pewarnaan ikat
               terdiri atas ikat (hanya pada benang lungsin atau pakan) dan ikat ganda (pewarnaan pada
               benang pakan dan lungsin ).

               Langkah pertama teknik ikat celup menempatkan benang pakan/lungsin pada plangkan.

               Langkah kedua adalah menggambarkan pola motif pada benang yang sudah terpasang pada
               plangkan. Langkah ketiga adalah mengikat bagian benang sesuai dengan motif yang
               diinginkan. Ikatan yang kuat, tebal dan rapi akan dapat menghalangi warna dengan baik.
               Benang yang sudah diikat dicelup dengan warna-warna sesuai dengan rancangan.

               Pewarnaan dilakukan mulai dari warna yang paling tua, ke warna yang paling muda. Setelah
               pewarnaan pertama, warna kedua diperoleh dengan melepaskan ikatan pada bagian yang
               ingin diwarnai, dan seterusnya hingga selesai. Benang yang sudah diwarnai lalu dikeringkan.
   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14   15