Page 9 - Desain 5 (1)
P. 9

bahan campuran organik dan sintetis, untuk mengurangi kelemahan dari sifat salah satu
               bahan.

               2. Pewarna

               (indofera), kulit pohon soga tingi (Ceriops candolleana arn), kayu tegeran (Cudraina
               javanensis), kunyit (Curcuma), teh (tea), akar mengkudu (Morinda citrifelia) yang
               menghasilkan warna merah, berasal dari Timur Tengah dan dibawa ke kepulauan Indonesia
               melalui pedagang India, kulit soga jambal (Pelthophorum ferruginum), kesumba (Bixa
               orelana), daun jambu biji (Psidium guajava). Pewarna alami mudah diserap oleh tekstil dari
               bahan alami, terutama sutra, namun tidak oleh tekstil dengan bahan sintetis.

               Zat pewarna sintetis adalah zat pewarna buatan yang dibuat dari ter arang baru bara atau
               minyak bumi. Zat warna sintetis lebih mudah diperoleh di pasaran, memiliki keragaman
               warna lebih banyak, dan menyediakan warna terang. Zat warna sintetis dapat menghasilkan
               warna yang konsisten atau sama, dan mudah diserap oleh tekstil dengan serat alami
               maupun tekstil dengan serat sintetis. Kelemahan pewarna sintetis adalah belum tentu aman
               untuk manusia

               dan alam.

               3. Aksesori

               Aksesori ditambahkan pada produk kerajinan tekstil untuk memberikan fungsi dan estetika.
               Seperti halnya serat dan pewarna, aksesori kerajinan tekstil juga dapat dibagi menjadi
               berbahan alami dan berbahan sintetis. Pada tekstil tradisional, aksesori dapat berupa
               manik-manik yang terbuat dari batu, dari kerang, atau gigi hewan. Pada kerajinan tekstil
               modern, penggunaan aksesori lebih beragam seperti kancing, gesper, ritsleting, velco,
               dakron atau busa pelapis dan lain-lain. Bahan aksesori modern dapat terbuat dari batu,
               batok kelapa, kerang, logam, maupun plastik. Sumber: http://www.zenakruzick.com


               C. Proses, Teknik, dan Alat Kerajinan Tekstil

               Proses pembuatan kerajinan tekstil terdiri atas beberapa tahapan. Pertama, proses serat
               atau benang menjadi kain, lalu kain menjadi kerajinan tekstil, seperti busana, tas, sarung
               bantal dan lain-lain, serta pewarnaan dan pemasangan aksesori untuk suatu fungsi tertentu
               atau menambah nilai estetis atau keindahan pada produk kerajinan tekstil yang dibuat.

               Kerajiinan tekstil

               Proses pada pembuatan kerajinan tekstil, terdiri atas beberapa tahapan. Pertama,
               pembuatan serat/benang menjadi kain/tekstil yang menggunakan teknik tenun. Kedua,
               pembuatan kain/tekstil menjadi satu bentuk kerajinan tekstil. Terakhir, proses pemasangan
               asesoris atau nishing sehingga menghasilkan kerajinan tekstil yang siap digunakan.

               Proses pewarnaan dapat dilakukan pada serat/benang, pada kain atau pada bagian akhir
               setelah kerajinan tekstil terbentuk. Pewarnaan pada benang dilakukan dengan pencelupan
               serat/benang. Pada tekstil tanpa motif/ polos, pewarnaan dilakukan dengan pencelupan
               dengan 1 warna, sedangkan untuk menghasilkan tekstil dengan motif tertentu, pewarnaan
               menggunakan teknik ikat dengan beberapa kali pewarnaan.
   4   5   6   7   8   9   10   11   12   13   14