Page 110 - E-Modul Perencanaan Desain Interior Hunian Berdasarkan Pendekatan Ergonomi
P. 110
Sedangkan untuk aktivitas yang berat seperti mengaduk adonan kue
dan memotong bahan makanan yang keras maka tinggi meja yang
digunakan lebih rendah yaitu 10-15 cm di bawah tinggi siku berdiri
(tsb). Hal ini dikarenakan aktivitas yang berat akan membutuhkan
tenaga yang lebih besar dibandingkan dengan pekerjaan ringan.
Dalam menentukan tinggi meja kali ini kita menggunakan tinggi meja
dengan aktivitas ringan. Hal ini disesuaikan dengan aktivitas ibu yang
jarang melakukan aktivitas berat di dapur. Seperti yang telah kita
ketahui di atas bahwa data tinggi siku berdiri ibu adalah 96 cm. Karena
kita menggunakan tinggi meja dengan aktivitas ringan maka akan
dijelaskan dengan perhitungan seperti di bawah ini:
Tinggi meja kerja = Tinggi siku berdiri - 9 cm
= 96 – 9 cm
= 87 cm
Gambar 107. Ilustrasi ketinggian meja kerja
(Sumber: Pribadi)
Berdasarkan perhitungan di atas maka dapat diperoleh bahwa tinggi
meja kerja adalah 87 cm. Tinggi meja ini juga akan menjadi parameter
untuk meja kerja di area yang lainnya.
− Selanjutnya adalah menentukan tebal meja kerja. Tebal meja kerja
dapat ditentukan dengan jarak rentang tangan ke depan (jtd)
dikurangi tebal dada berdiri (tdb) ditambah 0,15 dikali tebal dada
berdiri (tdb) dengan memberikan sedikit jarak untuk bagian depannya.
Hal ini sesuai dengan pendapat dari Prasetyo dan Sari dalam bukunya
yang berjudul Antropometri dan Ergonomi di Hunian Sederhana.
Sesuai dengan tabel nomor 3 bahwa jarak rentang tangan ke depan
(jtd) ibu adalah 66 cm dengan tebal dada berdiri (tdb) 19 cm.
Perhitungan mengenai tebal meja kerja dapat dilihat sebagai berikut:
97