Page 134 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 134

134

                                                                                        Presiden soeharto didampingi
                                                                                        menteri riset dan teknologi Prof.
                                                                                        Dr.ir. b.J.Habibie dalam peninjauan
                                                                                        keliling pada Pameran Widya Karya
                                                                                        teknologi Pedesaan, tanggal 12
                                                                                        maret 1979 (sumber: antara).
























              pesawat terbang (Pt iPtn), pabrik galangan kapal (Pt Pal),   setelah keberhasilan pembuatan n-250 barulah memasuki
              pabrik pembuatan kereta api (Pt inka), dan pabrik senjata  tahap keempat, yakni memulai penelitian besar-besaran untuk
              dan amunisi (Pt Pindad).                            memasuki  dan menandai puncak  keunggulan kompetitif,
                 untuk mendukung industri tersebut,  Habibie  mengem-  namun  besarnya  biaya  pengembangan  proyek  Habibie
              bangkan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), mendidik  menimbulkan perdebatan.  mengapa harus membuat jika
              sumber daya manusia yang berbakat dan mampu mengerti  dengan membeli dari negara lain biayanya lebih murah?
              iptek,  serta bekerja sama dengan mitra luar negeri yang   menurut Habibie, kemampuan membuat pesawat sendiri
              berpengalaman.                                      akan menjadi posisi tawar tersendiri bagi indonesia di mata
                 seperti dalam perintisan industri pesawat terbang, tahap  negara maju. yang juga penting, industri pesawat dalam negeri
              pertama berupa produksi komponen dan integrasi komponen  melibatkan partisipasi sDm indonesia dalam pembuatannya.
              pesawat menjadi produk  dalam  negeri  nC  212 yang  yang lebih penting lagi, Habibie menyentuh unsur terdasar dari
              diselesaikan  pada  1978.  tahap  kedua  adalah  kemandirian  nasionalisme: kebanggaan pada kemampuan dan kemandirian
              dalam mengembangkan dan memproduksi komponen baru.  diri sendiri.
              ini dilakukan iPtn bersama perusahaan asing Casa, dengan   “yang penting dikejar sesungguhnya bukan teknologi itu
              persentase peran 50 : 50. Hasilnya berupa pesawat Cn-235  sendiri,” kata Habibie, melainkan, “pembangunan sumber daya
              tetuko yang terbang perdana pada akhir 1984.        manusia yang terampil dan tangguh yang mampu menguasai,
                 tahap ketiga adalah penelitian, pengembangan  mengendalikan, dan mengembangkan teknologi ke arah yang
              teknologi canggih,  dan  sDm yang bekerja di  pusat  lebih maju demi peningkatan kesejahteraan bangsa.” Hanya
              keunggulan nasional seperti laGG, luK, Kim yang ada di  dengan begitu, sambung Habibie,  bangsa  indonesia tidak
              Puspiptek, bPPt, laPan, itb dengan sDm di iPtn. Hasilnya  bisa lagi mengandalkan industri tekstil dan sejenisnya yang
              adalah pesawat n-250 Gatotkoco.                     footloose atau sumber minyak yang terbatas dan bisa habis.


              b .j .habibie:1998-1999



     Presiden Republik Indonesia FINAL REVISI 20082014 CETAK.indd   134                                                 8/21/14   1:16 PM
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139