Page 180 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 180
180
Presiden abdurrahman Wahid dan
Wakil Presiden megawati soekarnoputri
menghadiri Hut tni 5 oktober 2000
(sumber: back tohir/setneg).
POLITIK AKOmODASI: PENGUATAN PLURALISmE DAN sikapnya yang penuh pengayoman kepada kaum
PENGHORmATAN HAK-HAK WARGA minoritas, baik minoritas etnis maupun minoritas agama
sebelum menjabat sebagai presiden, Gus Dur dikenal dan minoritas dalam segmen-segmen kultural lainnya,
di tingkat dunia sebagai tokoh Pluralisme. Dalam merupakan perwujudan dari ajaran islam sebagai rahmat
pandangannya setiap warga negara tanpa memperhatikan bagi semesta alam. Di sini Gus Dur menunjukkan sebagai
etnisitas, agama, dan aliran politiknya memiliki hak dan tokoh islam yang konsisten dengan keyakinannya. Dalam
kedudukan yang sama di depan hukum. Pandangan ini perjuangannya untuk kemanusiaan, pluralisme dan
merupakan esensi dari ajaran islam yang tidak membedakan pembelaan terhadap hak-hak kelompok minoritas, Gus Dur
siapapun, dari golongan manapun maupun agama apapun, seringkali menghadapi berbagai rintangan dan hambatan,
karena islam merupakan rahmat bagi semesta alam. Gus dicekal, difitnah, dicaci, bahkan sampai pada ancaman
Dur mengamalkan prinsip ajaran ini melalui berbagai fisik. namun ketulusan dan kesabaran beliau mengalahkan
tindakan pribadi maupun tindakan-tindakan institusional berbagai hambatan dan tekanan tersebut.
baik di dalam nu maupun dalam lsm semenjak masih aktif Ketika menjabat sebagai Presiden, gagasan tentang
sebagai tokoh pergerakan. pluralism dan pembelaan terhadap hak-hak kelompok
minoritas, direalisasikan dengan cara mencabut inpres no.14
tahun 1967 yang dikeluarkan pada masa pemerintahan
Kita hanya akan mampu menjadi bangsa kokoh, kalau Presiden soeharto. selanjutnya Gus Dur mengeluarkan PP
umat beragama yang berbeda dapat saling mengerti no.6 tahun 2000 tentang penetapan imlek sebagai Hari libur
satu sama lain, bukan sekadar saling menghormati. nasional. PP no.6 tahun 2000 ini diberlakukan sejak 31 maret
Yang diperlukan adalah rasa saling memiliki (sense of 2000. Disamping itu, Konghucu juga diakui sebagai agama
belonging), bukannya hanya saling bertenggangrasa resmi di indonesia. sebagai ungkapan rasa terimakasih yang
satu terhadap lainnya. tak terhingga, masyarakat tionghoa mengangkat Gus Dur
sebagai bapak tionghoa indonesia.
ABDURRAHMAN W AHID:1999-2001
Presiden Republik Indonesia FINAL REVISI 20082014 CETAK.indd 180 8/21/14 1:17 PM