Page 177 - PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
P. 177
177
Closing statement Gus Dur dalam pidato pelantikannya, “saya
kira cukup sekian dulu yang saya sampaikan di hadapan sidang
MPR yang terhormat ini supaya kelak dengan sendirinya tidak
terlalu banyak yang harus saya pertanggungjawabkan”.
RESOLUSI KONFLIK: ACEH DAN PAPUA
Dalam masa pemerintahannya konflik politik yang
terjadi di Aceh maupun di Papua masih belum selesai.
Konflik di kedua tempat tersebut diselesaikan dengan cara
militer sehingga menutup penyelesaian melalui jalan dialog
terbuka. Pemerintah menggunakan kekuasaannya secara
dominan kepada masyarakat di kedua daerah tersebut.
Aspirasi masyarakat tidak didengar, sehingga konflik tidak
pernah dapat diselesaikan secara tuntas. Secara sepintas
konflik kelihatannya sudah selesai, tetapi kelompok
yang oleh pemerintah disebut elemen radikal melakukan
perlawanan secara diam-diam. Mereka ini diberi ‘stigma’
sebagai Gerakan Pengacau Keamanan (GPK).
Aceh sebagai daerah operasi militer untuk waktu
lama merasa sangat tertekan. Mereka merasa takut,
cemas, dan ketidakpastian masa depan. Untuk menjawab
persoalan-persoalan keamanan di kedua daerah
tersebut Gus Dur mencoba menggunakan pendekatan
kebudayaan yang memungkinkan bagi kedua belah
Seorang bocah mengepalkan tangan di depan poster Gus Dur
pihak untuk melakukan dialog secara terbuka. Cara yang dan Matori Abdul Djalil saat kampanye Pemilu Mei 1999, di
ditempuh Gus Dur seperti ini, membawa kesejukan dan Jakarta Timur (Sumber: ANTARA).
ABDURRAHMAN W AHID:1999-2001
Presiden RI FINAL REVISI 20082014 CETAK_130%_03_RevSBY_M5.indd 177 10/22/14 9:50 AM