Page 325 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 325

Rivalitas antara Indonesia dan Belanda   Jerman yaitu C. W. Ottow dan J. G.   Tidore dalam perspektif keindonesiaan   dalam konteks isu Papua sekarang,
 dalam memperebutkan Papua   Geissler. Pada 1825 mereka tiba   merupakan titik simpul yang secara   maka peristiwa sejarah di Boven Digul
 melahirkan munculnya “nasionalisme   di Batavia, namun karena mereka   subyektif dalam sejarah bangsa   tidak dapat dipisahkan. Boven Digul
 ganda” bagi orang Papua dengan   bukan orang Belanda, keduanya   Indonesia diberi makna strategis,   dan Tanah Merah adalah situs sejarah
 penjelasan sebagai berikut: Pertama-  terpaksa menanti yang waktu lama   justru karena isu kepapuaan yang   yang dahulu merupakan tempat
 tama, secara faktual, berdirinya   untuk memperoleh izin menetap di   sekarang, malah dijadikan “jalan”   pembuangan bagi aktivis pejuang
 sekolah di Miei pada tahun 1925   Papua. Dua tahun kemudian, kedua   untuk memisahkan diri. Keberadaan   kemerdekaan Indonesia. Di tempat
 merupakan penyemaian nasionalisme   zendeling itu berada di Ternate, di   Tidore dalam perspektif historisnya,   inilah pada tahun 1926 untuk pertama
 di Papua (Meteray 2012:37), sedangkan   mana Belanda menempatkan seorang   berperan menjadi “penyambung”   kali digunakan pemerintah kolonial
 nasionalisme Indonesia sesungguhnya   residen untuk pusat pemerintahan   dulu dan kini, yang sangat mungkin,   untuk menampung para pemberontak
 baru dimunculkan dan dimulai pada   Belanda di kawasan timur. Di Ternatelah   juga untuk masa depan sekaligus.   di Silungkang, Sumatera Barat. Juga
 sekitar tahun 1945, lalu kemudian baru   segala keperluan mereka yang akan   Wilayah kekuasaan Indonesia sebagai   di tempat inilah, Mohammad Hatta,
 secara “resmi” dikukuhkan setelah   bekerja di Papua diurus. Justru, Sultan   negara merdeka adalah daerah yang   Sutan Syahrir, dan Bondan dibuang dan
 Papua “kembali” ke pangkuan NKRI   Tidorelah yang pada akhirnya memberi   dahulu merupakan jajahan Belanda.   diasingkan pemeritah kolonial Belanda
 pada 1963, sehingga Keindonesiaan   kemudahan bagi kedua zendeling   Kekuasaan Belanda pada masa kolonial   pada tahun 1935. Rupanya terdapat
 Papua tidak perlu dipertanyakan lagi.   dari Jerman itu untuk berangkat dan   itu disebutkan dari Aceh hingga Papua,   dua golongan orang buangan di Digul
 Bahkan sejak awal yaitu di tahun   menetap di Papua, karena pada masa   maka simaklah sebuah lagu perjuangan   yakni sebagai naturalis dan “werkwillig”.
 1855, Belanda telah menggunakan   “Sabang sampai Merauke” diciptakan
 bahasa Indonesia (Melayu atau Maleise   itu, wilayah Papua merupakan wilayah   untuk memperkuat persatuan bangsa   Golongan pertama adalah mereka
 Taal) sebagai bahasa pengantar dan   kekuasaan Tidore. Setelah Sultan Tidore   Indonesia. Soasiu, Ibukota Tidore   yang tidak mau bekerja sama dengan
 bahasa keseharian (lingua franca)   memberi izin, Ottow dan Geissler   dalam masa Indonesia merdeka,   pemerintah maupun menerima ransum
 (Numberi 2013:129). Ada kisah kecil   berlayar selama tiga minggu dengan   menjadi sejarah yang penting karena   makanan setiap bulan. Sedangkan
 namun sangat penting untuk diketahui   sebuah kapal dagang dan berlabuh   merupakan ibukota bagi provinsi   golongan kedua adalah mereka yang
 mengenai masuknya Kristen di tanah   di Mansinam pada 5 Februari 1855.   “bentukan” untuk mengurusi wilayah   mau bekerjasama dengan pemerintah
 Papua. Dikatakan begitu karena   Pulau yang didiami suku Numfor ini,   Papua, yang notabene masih dikuasai   dan diberi upah 40 sen sehari.
 sesungguhnya bukan terletak pada   berada di depan kota Manokwari   Belanda. Gubernur Provinsi Irian Barat   Mohammad Hatta memilih golongan
 fakta yang terjadi, tetapi justru sangat   sekarang. Pada masanya, belum banyak   diangkat pada tahun 1957, yaitu Sultan   pertama. Ketika ditawarkan ada dua
 bermakna jika dikaitkan dengan   penduduk di pulau itu dan karena   Zainal Abidin, yang tidak lain adalah   golongan, Hatta memilih sebagai
 keindonesiaan, yang sedang terus-  hanya terdapat beberapa kampung   Sultan Tidore.  naturalis: “kalau saya mau menjadi
 menerus dibentuk dan diwujudkan.   yang satu di antaranya yakni Doreh.   “werkwillig” mengapa tidak ketika
 Dalam sejarah gereja di Indonesia,   Adapun penduduk di pedalaman Papua   Jika penjelasan sejarah secara ‘garis   masih berada di Batavia”. Hatta tetap
 tercatat bahwa perintis kegiatan   didiami suku Arfak (End and Weitjens,   lurus’ yang sering disebut dengan   memegang teguh sikap non-koperator
 zendeling di Papua adalah dua orang   2011:121).  “benang merah” hendak digunakan   (Hatta, 2002:358).



 3088
 30  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 309APUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 309
                                                             P
   320   321   322   323   324   325   326   327   328   329   330