Page 321 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 321

“mengganggu” kepentingan Belanda   berpendapat, dan beraspirasi sebelum   status ketatanegaraan Papua akan   negara federal menjadi tereduksi oleh
 yang sangat besar terhadap Papua   Konferensi Malino (Meteray 2012:61).  ditentukan melalui perundingan antara   perundingan-perundingan diplomatis
 (Drooglever 2010:132–133).  Negara Republik Indonesia Serikat dan   (Drooglever 2010:113). Hal ini terkait
 Dalam perkembangannya, terjadi   Kerajaan Belanda” (Numberi 2013:138).  dengan Van Mook yang mengusulkan
 Dalam konstelasi perbincangan   sengketa dua arah pascaKMB, antara   status tersendiri bagi Papua, tampaknya
 mengenai Papua, tokoh Belanda   Republik Indonesia dan Kerajaan   Jika mengikuti latar belakang   menjadi hal krusial karena ide awal
 mantan penjabat pemerintah colonial   Belanda atas wilayah Irian Barat yang   pertimbangan perumusan   penggabungan Papua ke dalam negara
 yaitu Van Eechoud menjadi salah satu   “menggantung” statusnya. Dalam   “kesepakatan” yang berbunyi:   bagian Timur Besar adalah hal yang
 orang yang memiliki posisi sentral dan   naskah KMB, persoalan Papua terkait   “status ketatanegaraan Papua akan   dapat saja menjadi keliru. Oleh karena
 memiliki peran penting. Pada konferensi   dengan pasal kedua, yakni mengenai   ditentukan melalui perundingan…”,   Papua dapat menjadi wilayah kolonisasi
 itu, Van Eechoud menyatakan bahwa   Karesidenan Papua disepakati: (a)   maka nampak bahwa kedua belah   orang Indo-Eropa, atau emigrasi dari
 terdapat dua pokok penting dalam   mengingat fakta bahwa ternyata   pihak yang bersengketa bertolak dari   Belanda dan Eropa secara keseluruhan.
 Perjanjian Linggarjati terkait Papua,   belum mungkin menyerasikan   sudut pandang kepentingan yang
 yaitu bahwa (1) Papua akan mendapat   pendirian para pihak mengenai Papua,   sangat kontras. Pertimbangan sangat   Sementara itu, dapat diketahui dari
 perhatian tersendiri dengan memiliki   sehingga sengketa masih tetap ada;   “subyektif” pun tampak dengan jelas,   berbagai pendapat di kalangan
 status khusus dan terpisah dari kuasa   (b) mengingat kepentingan untuk   misalnya dengan rumusan di poin   pemerintah Indonesia bahwa ada
 Indonesia yang diakui ketika itu, serta   mengakhiri Konferensi Meja Bundar   (a) tersebut di atas yaitu “mengingat   yang pro dan kontra dalam menyikapi
 (2) tidak diizinkannya perwakilan   dengan hasil yang baik pada tanggal   fakta bahwa ternyata belum mungkin   hasil KMB. Pertimbangan mereka
 dari elit Papua untuk ikut dalam   2 November 1949; (c) mengingat   menyerasikan pendirian para pihak   yang memilih untuk menerima hasil
 Konferensi Denpasar 1946. Hal inilah,   faktor-faktor penting yang harus   mengenai Papua, sehingga sengketa   perundingan adalah karena keinginan
 yang kemudian memunculkan rasa   dipertimbangkan dalam menyelesaikan   masih tetap ada”. Kepentingan Belanda   mereka terhadap “penyerahan
 keterikatan masyarakat Papua terhadap   masalah Papua; (d) mengingat tugas   atas Papua sebagai wilayah jajahannya   kedaulatan” sebagai pencapaian
 Indonesia, dengan adanya surat dari   sulit yang akan segera dihadapi para   sangat subyektif karena Belanda tidak   yang telah lama ditunggu-tunggu.
 Marthen Indey, Nicolaas Jouwe, dan   anggota Uni; dan (e) mengingat tekad   ingin mengalami kekalahan telak,   Oleh karena kemampuan Belanda
 Corinus Krey kepada Residen Papua.   para pihak untuk mempertahankan asas   maka harus ada daerah yang tersisa   membaca psikologis Indonesia inilah,
 Surat tersebut menuntut kesertaan   menyelesaikan semua sengketa, yang   untuk dipertahankan. Secara politis,   sehingga Belanda dapat “memaksan
 Papua pada Federasi Indonesia (RIS)   ternyata dapat timbul di kemudian hari,   kedudukan Belanda sebagai negara   kehendaknya” untuk menunda
 dan kesertaan dalam Konferensi   dengan cara-cara damai dan rasional,   kolonial mengalami banyak masalah   persoalan Papua? Perdana Menteri
 Denpasar 1946 sebagai wakil penduduk   bahwa status quo Karesidenan Papua   di akhir masa kejayaannya, mengingat   Mohammad Hatta ketika itu termasuk
 asli, serta mempertanyakan status atau   akan dipertahankan dengan ketentuan   pascaperang kedua di Eropa, Belanda   ke dalam kelompok yang menerima
 kedudukan orang Papua di bawah   bahwa dalam satu tahun sesudah   mengalami banyak kerugian akibat   KMB dengan “tidak memasukkan”
 kuasa Belanda, oleh karena tidak   tanggal penyerahan kedaulatan kepada   diduduki Jerman. Pada akhirnya sketsa   Papua ke dalam wilayah kedaulatan
 pernah adanya hak pemilihan umum,   Republik Indonesia Serikat masalah   pembentukan Indonesia sebagai   Indonesia. Agaknya, Hatta bahkan



 30  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 305APUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 305
 3044
                                                             P
   316   317   318   319   320   321   322   323   324   325   326