Page 319 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 319

dilakukan setahun kemudian. Hal   pandangan ini, ialah bahwa justru   proklamasi kemerdekaan Indonesia   fora konferensi. Konferensi pertama
 itu berdasarkan pasal kedua Piagam   Belandalah yang menjadikan Boven   dikumandangkan. Pemerintah Indonesia   yang diadakan Van Mook dengan
 Penyerahan KMB yang menyatakan   Digul sebagai tempat pengasingan   menolak ide tersebut pada 12 Maret   mengundang utusan dari wilayah-
 bahwa “status quo Keresidenan Papua   orang Indonesia. Akibat yang tidak   1946, mengingat Belanda sudah   wilayah bekas jajahan dahulu di
 (Nieuw Guinea) tetap berlaku”, yang   diharapkan Belanda justru muncul di   tidak berkuasanya lagi di wilayah   Malino, kota kecil yang sejuk dekat
 artinya “Belanda dapat melanjutkan   tempat ini, ketika para Digulis menjadi   yang dikuasainya dahulu. Atas dasar   Makassar, sehingga dikenal sebagai
 kekuasaan Pemerintah Kerajaan   kekuatan Indonesia, sehingga menjadi   proklamasi kemerdekaan, Pemerintah   Konferensi Malino. Dalam Konferensi
 Nederland atas Keresidenan Papua   masalah besar bagi Belanda. Digulis   Indonesia mengklaim wilayah dari   Malino pada tanggal 15–25 Juli 1946,
 (Nieuw Guinea)”.  adalah sebutan untuk mereka yang   Sabang sampai Merauke, yang   dikemukakan rencana pembentukan
 pernah diasingkan Belanda di Papua,   notabene merupakan bekas jajahan   RIS, termasuk pembentukan Negara
 Secara umum, Papua menjadi   mereka memperoleh citra lebih hebat   Hindia Belanda. Perbedaan pendapat   Bagian Kalimantan dan Negara Bagian
 pusat perhatian secara intensif dari   daripada narapidana pejuang Indonesia   tersebut, kemudian mendorong   Timur Besar atau Negara Indonesia
 pihak-pihak yang terlibat konflik   yang diasingkan di tempat lain mana   terselenggaranya perundingan resmi   Timur. Seorang putra Papua, Frans
 klaim wilayah. Pada masa revolusi   pun. Di dalam konteks itulah, Papua   di Hoge Veluwe, Negeri Belanda pada   Kaisiepo, menyatakan penolakannya
 kemerdekaan, Papua yang ditasbihkan   tidak dapat dipisahkan dari bagian   tanggal 14–25 April 1946. Tampak   terhadap Persemakmuran Maluku
 sebagai Irian Barat, diperjuangkan   dari wilayah yang kemudian bernama   kemudian bahwa di dalam perundingan   yang kemudian mengarah kepada
 untuk dimasukkan ke dalam daerah   Indonesia, karena konotasi “wilayah   itu justru lebih banyak berfokus pada   pembentukan Negara Indonesia Timur.
 kekuasaan Indonesia dengan dasar   petualangan” tersebut nyatanya justru   usaha Van Mook untuk merancang   Kaisiepo membaca bahwa posisi Papua
 bahwa Papua sejak lama merupakan   memberikan benang merah bagi   Indonesia sebagai negara federal   akan menjadi bagian yang lemah
 wilayah di bawah Kesultanan Tidore.   posisi Papua dalam gerak arus sejarah   bernama Republik Indonesia Serikat   di dalam persemakmuran tersebut,
 Sebaliknya, dalam pandangan Belanda,   pembentukan Indonesia itu sendiri.  (RIS), ketimbang menegosiasikan   sehingga tidak akan memberikan
 Papua jika dilihat secara etnologis   kesepakatan bersama Indonesia   political leverage yang berarti bagi
 atau fisik tidak menjadi bagian dari   Status Papua mulai dirundingkan   (Numberi 2013:131).  Papua di masa depan. Konferensi tidak
 Indonesia secara utuh (Drooglever   pada 10 Februari 1946, ketika Letnan   mengakomodasi gagasan Kaisiepo.
 2010), melainkan menjadi “wilayah   Gubernur Jenderal Hubertus J. Van   Strategi Van Mooklah yang menggiring   Pemerintah Belanda cenderung tetap
 petualangan” semata bagi orang-  Mook menyampaikan keinginan   menuju ke perundingan yang   pada opsi pembentukan negara
 orang Indonesia, seperti para eks   Belanda untuk menjadikan Indonesia   kemudian dikenal sebagai “Linggajati   bagian “Timur Besar”. Penggunaan
 tahanan Boven Digul yang belakangan   sebagai negara persemakmuran di   Accord” (Persetujuan Linggarjati),   istilah “Irian” oleh Kaisiepo untuk
 menjadi faktor “penunda” kembalinya   bawah Ratu Belanda dengan bentuk   dengan melakukan provokasi   menggantikan nama Nederlands Nieuw
 Belanda (NICA) ke negara jajahannya   negara federasi. Gagasan Van Mook   pembentukan negara federal. Cukup   Guinea juga berujung pada penyisihan
 pascapendudukan Jepang (Lockwood   ini tidak terlepas dari karangka   mudah rupanya, bagi Van Mook untuk   Kaisiepo dalam konferensi-konferensi
 1983). Hal penting yang perlu   perudingan awal yang diupayakan   menggerakkan pemuka daerah yang   berikutnya. Integritas Kaisiepo
 dikemukakan dalam kaitannya dengan   antara Indonesia dan Belanda selepas   dapat diajak untuk tujuan itu, melalui   terhadap Indonesia dinilai telah



 302  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 303APUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 303
 302
                                                             P
   314   315   316   317   318   319   320   321   322   323   324