Page 386 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 386
sebelumnya tidak produktif dapat lagi mahasiswa terlibat dalam kejadian di Stadion Mandala, Jayapura, oleh Adapun faktor yang kemudian
bernilai ekonomis. Sementara itu, itu …” (Osborne, 2001: 176–7). Thomas Wanggai yang menonjolkan menghambat Kopkamtib Irian Jaya
Osborne menambahkan, bahwa identitas Melanesia untuk menggantikan untuk mengamati situasi keamanan
pembabatan hutan di Papua juga Berdasarkan catatan Numberi (2013), Papua. OPM terus bertumbuh di Papua pada tahun 1980-an adalah
dimaksudkan untuk mengekspos selama masa pemerintahan Soeharto, menjadi simbol perlawanan terhadap karena sulitnya membina komunikasi
keberadaan para anggota OPM yang banyak warga masyarakat Papua kemerdekaan dan integrasi (Numberi lisan yang sesuai dengan penduduk
bersembunyi di hutan-hutan Papua yang ikut menjadi korban kekerasan 2013:172). Papua ketika itu, sehingga beda antara
tersebut. dalam rangka melakukan perlawanan mereka yang menjadi kekuatan inti
terhadap OPM, dan juga adanya Dalam menindaklanjuti pergerakan dengan mereka yang hanya simpatisan
Akumulasi perasaan terpinggirkan kekerasan yang dilakukan oleh OPM yang dianggap meresahkan dan OPM saja menjadi buram. Dalam
kemudian dimanfaatkan untuk Tentara Nasional Indonesia sendiri, mengancam NKRI, Pemerintah Orde mengidentifikasi OPM, Kopkamtib
menciptakan gerakan dan perlawanan dalam serangkaian operasi-operasi Baru membentuk Komando Pemulihan memberikan istilah Gerakan Pengacau
oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM). militer ketika Irian Jaya termasuk Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib) Liar (GPL) (Meteray 2012:161). Selain
Organisasi ini beranggotakan orang- dalam Daerah Operasi Militer (DOM). yang merupakan badan intelijen Rumkorem dan Prai, ada pula tokoh
orang Papua yang menginginkan Pembangunan yang termasuk pada militer Indonesia, yang menggantikan lain seperti Alex Derey, Tomy Gradus,
pemisahan diri dari NKRI, sebagai Program Pelita ataupun Repelita peran pasukan militer. Kopkamtib dan Lukas Too yang memiliki wilayah
kelanjutan dari Pepera yang zaman Orde Baru tersebut, rupanya menindak “para pelanggar hukum”, kekuasaannya masing-masing di
dianggapnya tak demokratis. juga tidak menunjukkan perubahan seperti pelajar, aktivis kelompok sekitar perbatasan. Di sini, dapat
Perjuangan OPM melibatkan Universitas yang signifikan di bumi Papua. Islam, seniman, dan penulis, serta diidentifikasikan bahwa kesulitan
Cenderawasih, misalnya pada tahun Masyarakatnya tetap tertinggal dan mengintimidasi berbagai elemen tersebut tercipta karena persepsi
1981, terdapat laporan Markas Besar justru semakin tertindas dengan adanya masyarakat, seperti akademisi, birokrat, tindakan yang salah oleh Kopkamtib
(Pemka) OPM mengenai adanya aksi- representasi militer di wilayah mereka. kepala desa, dan pengangguran yang sendiri.
aksi militer dan keberhasilan mereka diragukan loyalitasnya terhadap NKRI.
menewaskan enam anggota ABRI pada OPM yang sebelumnya dideklarasikan Pada masa beroperasinya Kopkamtib, Perencanaan pembangunan terhadap
28 Oktober di Wamena. Dalam laporan pada tahun 1965, mendeklarasikan tercatat sejumlah orang menghilang wilayah Papua di masa pemerintah
itu dikatakan, “jenazah mereka diangkat berdirinya Republik Papua Barat pada dan dipenjarakan. Tekanan yang Orde Baru dirangkai dalam Rencana
dengan menggunakan Hercules dan tanggal 1 Juli 1971, berdasarkan diberikan Kopkamtib, yang dalam ini Pembangunan Lima Tahun (Repelita)
dikuburkan di Taman Makam Pahlawan proklamasi yang dilakukan oleh berarti mewakili Pemerintah Indonesia yang diawali pada tahun 1969. Seiring
di Jayapura”, kemudian “laporan yang Seth Jafeth Rumkorem dan Jacob di Papua, justru memberi nilai tambah dengan meningkatnya jumlah penduduk
ditulis menggunakan sandi tersebut Hendrik Prai. Bahkan di tahun 1988, bagi OPM sehingga mendapat simpati di Jawa, pemerintah pusat perlu
menyebutkan adanya pengibaran tepatnya pada 14 Desember 1988, dari masyarakat, yang akhirnya mereka menekan angka kelahiran dengan
bendera di Universitas Cenderawasih, diselenggarakan upacara pembacaan bereksodus ke pedalaman untuk Program Keluarga Berencana (KB), serta
Abepura, dan di Pantai Hamadi. Lagi- proklamasi Negara Melanesia Barat menghindari Kopkamtib. “mendistribusikan” ekses penduduk
3
3 P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA 37171
37070