Page 387 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 387

sebelumnya tidak produktif dapat   lagi mahasiswa terlibat dalam kejadian   di Stadion Mandala, Jayapura, oleh   Adapun faktor yang kemudian
 bernilai ekonomis. Sementara itu,   itu …” (Osborne, 2001: 176–7).  Thomas Wanggai yang menonjolkan   menghambat Kopkamtib Irian Jaya
 Osborne menambahkan, bahwa   identitas Melanesia untuk menggantikan   untuk mengamati situasi keamanan
 pembabatan hutan di Papua juga   Berdasarkan catatan Numberi (2013),   Papua. OPM terus bertumbuh   di Papua pada tahun 1980-an adalah
 dimaksudkan untuk mengekspos   selama masa pemerintahan Soeharto,   menjadi simbol perlawanan terhadap   karena sulitnya membina komunikasi
 keberadaan para anggota OPM yang   banyak warga masyarakat Papua   kemerdekaan dan integrasi (Numberi   lisan yang sesuai dengan penduduk
 bersembunyi di hutan-hutan Papua   yang ikut menjadi korban kekerasan   2013:172).  Papua ketika itu, sehingga beda antara
 tersebut.  dalam rangka melakukan perlawanan       mereka yang menjadi kekuatan inti
 terhadap OPM, dan juga adanya   Dalam menindaklanjuti pergerakan   dengan mereka yang hanya simpatisan
 Akumulasi perasaan terpinggirkan   kekerasan yang dilakukan oleh   OPM yang dianggap meresahkan dan   OPM saja menjadi buram. Dalam
 kemudian dimanfaatkan untuk   Tentara Nasional Indonesia sendiri,   mengancam NKRI, Pemerintah Orde   mengidentifikasi OPM, Kopkamtib
 menciptakan gerakan dan perlawanan   dalam serangkaian operasi-operasi   Baru membentuk Komando Pemulihan   memberikan istilah Gerakan Pengacau
 oleh Organisasi Papua Merdeka (OPM).   militer ketika Irian Jaya termasuk   Keamanan dan Ketertiban (Kopkamtib)   Liar (GPL) (Meteray 2012:161). Selain
 Organisasi ini beranggotakan orang-  dalam Daerah Operasi Militer (DOM).   yang merupakan badan intelijen   Rumkorem dan Prai, ada pula tokoh
 orang Papua yang menginginkan   Pembangunan yang termasuk pada   militer Indonesia, yang menggantikan   lain seperti Alex Derey, Tomy Gradus,
 pemisahan diri dari NKRI, sebagai   Program Pelita ataupun Repelita   peran pasukan militer. Kopkamtib   dan Lukas Too yang memiliki wilayah
 kelanjutan dari Pepera yang   zaman Orde Baru tersebut, rupanya   menindak “para pelanggar hukum”,   kekuasaannya masing-masing di
 dianggapnya tak demokratis.   juga tidak menunjukkan perubahan   seperti pelajar, aktivis kelompok   sekitar perbatasan. Di sini, dapat
 Perjuangan OPM melibatkan Universitas   yang signifikan di bumi Papua.   Islam, seniman, dan penulis, serta   diidentifikasikan bahwa kesulitan
 Cenderawasih, misalnya pada tahun   Masyarakatnya tetap tertinggal dan   mengintimidasi berbagai elemen   tersebut tercipta karena persepsi
 1981, terdapat laporan Markas Besar   justru semakin tertindas dengan adanya   masyarakat, seperti akademisi, birokrat,   tindakan yang salah oleh Kopkamtib
 (Pemka) OPM mengenai adanya aksi-  representasi militer di wilayah mereka.  kepala desa, dan pengangguran yang   sendiri.
 aksi militer dan keberhasilan mereka   diragukan loyalitasnya terhadap NKRI.
 menewaskan enam anggota ABRI pada   OPM yang sebelumnya dideklarasikan   Pada masa beroperasinya Kopkamtib,   Perencanaan pembangunan terhadap
 28 Oktober di Wamena. Dalam laporan   pada tahun 1965, mendeklarasikan   tercatat sejumlah orang menghilang   wilayah Papua di masa pemerintah
 itu dikatakan, “jenazah mereka diangkat   berdirinya Republik Papua Barat pada   dan dipenjarakan. Tekanan yang   Orde Baru dirangkai dalam Rencana
 dengan menggunakan Hercules dan   tanggal 1 Juli 1971, berdasarkan   diberikan Kopkamtib, yang dalam ini   Pembangunan Lima Tahun (Repelita)
 dikuburkan di Taman Makam Pahlawan   proklamasi yang dilakukan oleh   berarti mewakili Pemerintah Indonesia   yang diawali pada tahun 1969. Seiring
 di Jayapura”, kemudian “laporan yang   Seth Jafeth Rumkorem dan Jacob   di Papua, justru memberi nilai tambah   dengan meningkatnya jumlah penduduk
 ditulis menggunakan sandi tersebut   Hendrik Prai. Bahkan di tahun 1988,   bagi OPM sehingga mendapat simpati   di Jawa, pemerintah pusat perlu
 menyebutkan adanya pengibaran   tepatnya pada 14 Desember 1988,   dari masyarakat, yang akhirnya mereka   menekan angka kelahiran dengan
 bendera di Universitas Cenderawasih,   diselenggarakan upacara pembacaan   bereksodus ke pedalaman untuk   Program Keluarga Berencana (KB), serta
 Abepura, dan di Pantai Hamadi. Lagi-  proklamasi Negara Melanesia Barat   menghindari Kopkamtib.  “mendistribusikan” ekses penduduk



                                                                                        3
 3  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  37171
 37070
   382   383   384   385   386   387   388   389   390   391   392