Page 392 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 392

OPM dan simpatisannya tersebut          Indonesia kemudian mendapat tekanan                        pejabat-pejabat Indonesia yang telah    terbentuk sebagai narasi nasional
                      justru menewaskan pula masyarakat       dari pers Australia yang banyak                            mendominasi pemerintahan sejak          Indonesia yang dikenal pada umumnya
                      Papua. Di Manowari misalnya, daerah     menyoroti kasus-kasus pencari suaka                        kemerdekaan; (3) Pembangunan yang       (Widjojo 2009:10-11).
                      kelahiran OPM, telah jatuh korban sipil   ke Papua Nugini, khususnya karena                        tidak tepat guna dan salah sasaran
                      yang bahkan serangan terhadapnya        Pemerintahan Bob Hawke juga didesak                        justru memperjelas sense of difference   Masalah lain yang terus-menerus
                      dapat dilihat dari kawasan tambang Ok   oleh keinginan orang-orang Melanesia                       yang ada antara wilayah timur dan       disoroti dunia internasional adalah
                      Tedi di dekat perbatasan. Keberadaan    untuk merdeka di Kaledonia Baru                            barat; dan (4) Marjinalisasi penduduk   pelanggaran HAM, yaitu bagaimana
                      Kopkamtibmas kemudian diperkeruh        (Osborne 2001:410).                                        asli akibat kedatangan pendatang        kekerasan yang terjadi tidak
                      dengan masuknya Komando Pasukan                                                                    baru yang seolah-olah membangkitkan     hanya menyerang fisik, tetapi juga
                      Sandi Yudha (Kopassandha), Pasukan      Orde Baru merupakan masa yang                              ingatan terkait rasa keterjajahan       mempengaruhi secara psikologis dan
                      Tempur Unit Komando Baret Merah         memberikan banyak tekanan dan                              (Widjojo 2009:9).                       struktural (LIPI, 2005). Angin berubah
                      Indonesia, di tahun 1983 yang           meninggalkan trauma bagi masyarakat                                                                haluan ketika Orde Baru berada di akhir
                      sebelumnya ditugaskan di Timor Timur,   Papua. Hal itu terjadi karena penerapan                    Pengalaman kolektif ini kemudian        masanya, lalu kemudian digantikan
                      dan diduga membunuh Arnold Ap,          draconian measures (penerapan                              berkembang menjadi suatu wacana         dengan era yang baru, yaitu Reformasi,
                      peneliti kebudayaan dan aktivis gerakan   hukum atau peraturan yang bertujuan                      yang diyakini kebenarannya secara       yang dipicu oleh demonstrasi besar di
                      sosial Papua Barat (Osborne 2001:313).   untuk menindak secara keras dan                           bersama, sehingga memicu kemunculan     ibukota sebagai bentuk ketidakpuasan
                      Setelah itu, banyak warga Papua yang    represif) yang kemudian melekat pada                       gerakan-gerakan separatis yang          masyarakat terhadap pemerintah yang
                      memutuskan untuk bermigrasi ke Papua    ingatan (Lagerberg 1979:118). Dengan                       sesungguhnya merupakan buah             berkuasa secara sentralistis. Sikap dan
                      Nugini di sebelah timur sebagai pencari   demikian, secara umum telah terjadi                      dari tekanan dan kekecewaan yang        tindakan dalam masa pemerintahan
                      suaka.                                  kekecewaan sejarah yang kemudian                           ada. Proses integrasi yang sejatinya    Orde Baru cenderung pada pendekatan
                                                              diklasifikasikan Chauvel (2005) sebagai                    merupakan persoalan antara Indonesia,   keamanan diikuti penumpasan secara
                      Hingga di akhir tahun 1984, setidaknya   empat faktor utama yang menjadikan                        Belanda, dan warga Papua justru         militer. Pendekatan militer itu ternyata
                      telah ada 5.000 pengungsi yang          nilai Kepapuaan sebagai konstruksi                         berkembang jauh menjadi konsumsi        tidak efektif dan justru membuat
                      melarikan diri ke Papua Nugini          antitesis dari nilai Keindonesiaan.                        politik internasional. Maka, ketika     permasalahan “separatisme” tidak
                      dan ditampung di Kamp Pengungsi         Ingatan orang Papua masa Orde                              Amerika Serikat dan Uni Soviet masuk    pernah tuntas diselesaikan. Kekerasan
                      Blackwater, walaupun mereka tetap       baru sebagai “ingatan Penderitaan”                         ke dalam narasi integrasi, implikasinya   demi kekerasan yang terpapar di
                      berencana untuk pulang ke kampung       (Memoria Passionis). Keempat Faktor                        adalah tidak adanya ruang bagi para     dalam sejarah Papua menjadi ingatan
                      halaman mereka melalui program          tersebut adalah sebagai berikut: (1)                       nasionalis Papua untuk muncul sebagai   kolektif yang membentuk “ingatan
                      repatriasi setelah invasi militer yang   Kekecewaan sejarah ketika tanah                           antitesis dari keinginan Indonesia      akan penderitaan” (Memoria Passionis)
                      mengancam nyawa mereka berakhir.        airnya harus diintegrasikan dengan                         untuk mengintegrasikan wilayah          (Numberi 2013:246).
                      Tindakan pengungsian diri ini dianggap   Indonesia secara “paksa”; (2) Adanya                      Papua. Narasi besar tentang mengenai
                      Pemerintah Indonesia sebagai suatu      persaingan yang tidak apple to apple                       para nasionalis Indonesia berupaya      Pada akhirnya, identifikasi masyarakat
                      pelanggaran hukum. Pemerintah           antara kelompok elit Papua dengan                          “mengusir” pihak kolonial, justru yang   Papua terhadap Pemerintah Indonesia,



                   3
                                                                                                                                                                                                     37
                   37676  PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA                                                                                   P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  3777
                          P
   387   388   389   390   391   392   393   394   395   396   397