Page 395 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 395

khususnya rezim Orde Baru yang   dan cirinya masing-masing. Bagi   di seputar pelaksanaan Kongres Papua   apalagi yang menganggap daerahnya
 dipimpin Presiden Soeharto, bukanlah   bangsa Indonesia, reformasi memberi   2000 di kalangan masyarakat yakni   kaya karena sumber tambangnya,
 atas dasar pembangunan atau   peluang yang tak terbatas, karena   Proklamasi Kemerdekaan Papua dan   merupakan penyumbang besar
 pembaruan yang dilakukan, melainkan   sistem pemerintahan Orde Baru yang   Pembentukan Pemerintahan Peralihan   terhadap pendapatan negara, tetapi
 lebih kepada draconian measurements   bersifat sentralistis dan otoriter telah   (Alua, 2000: 5-7).  merasa diabaikan nasibnya. Maka,
 yang diterapkan oleh rezim tersebut   lama menekan kebebasan mereka   mereka akan memperjuangkan opsi
 untuk memastikan terciptanya suatu   dalam mengartikulasikan aspirasi   Reformasi memberikan celah atau   otonomi khusus. Hak atas otonomi
 stabilitas keamanan dan pertahanan   tersebut. Peluang emas bagi orang   kelonggaran baru bagi masyarakat   khusus tidak dapat diberikan kepada
 yang dapat mempengaruhi keadaan   Papua adalah untuk menyuarakan   dengan adanya desentralisasi   semua daerah yang mengajukannya,
 politik dan ekonomi di daerah tersebut.   aspirasi yang selama itu terpendam.   kekuasaan yang tertuang dalam   melainkan secara terbatas, dan sejauh
 Pemerintahan yang bersifat sentralistis   Kongres Papua digelar 16–19 April   konteks pemekaran wilayah. Provinsi   ini hanya diberikan kepada Provinsi
 pun memicu suatu keinginan untuk   2000 di Hotel Diah Graha, Jayapura,   Irian Jaya Barat muncul dengan   Aceh dan Papua. Konflik internal dan
 dapat mengupayakan kemandirian dan   dihadiri Presidium Dewan Papua dan 7   ibukota di Manokwari berdasarkan   eksternal telah banyak mempengaruhi
 menyuarakan aspirasi dari masyarakat   orang tokoh masyarakat. Tema kongres   UU No. 45 Tahun 1999. Perubahan   fondasi politik orang Papua yang
 Papua agar tidak selamanya wilayah   adalah “meluruskan sejarah” dengan   model pemerintahan yang dijalankan   seringkali dikaitkan dengan aksi-aksi
 Timur mengekor pada kebijakan yang   subtema “menegakkan demokrasi dan   oleh pusat ini, kemudian memberikan   separatis, sebagai ekses dari sikap
 ditetapkan oleh pusat, yang seringkali   Hak Azasi Manusia berdasarkan prisip   banyak ruang bagi aspirasi publik,   mereka di masa lalu pada masa
 tidak berjalan beriringan dengan   kebenaran dan keadilan menuju Papua   termasuk ketika Presiden Abdurrahman   Pembebasan Irian Barat, atau seperti
 kebutuhan mereka.  Baru”. Perubahan zaman tampaknya   Wahid menyetujui perubahan   pada persoalan otonomi khusus

 berpengaruh pada cara pandang atau   nama Irian Jaya menjadi Papua   untuk merujuk pada peristiwa yang
 Reformasi dan Isu Mutakhir  munculnya perspektif baru terhadap   pada 1 Januari 2000, serta ketika   lebih kontemporer. Cerita sejarah
 fakta lama merupakan yang hal biasa.   Presiden Megawati Soekarnoputri   di masa lalu dipandang perlu untuk
 Reformasi 1998 menjadi tonggak   Dalam sejarah yang telah diketahui   memberlakukan status Otonomi Khusus   dinegosiasikan, sebab cerita sejarahlah
 sejarah bangsa, merupakan “angin   1 Mei (1963) diperingati sebagai hari   pada Papua di tahun 2001 (Numberi   yang membangun “batas-batas”
 segar” yang dirasakan orang   integrasi Papua ke dalam pangkuan   2013:50-51).  antara masa lalu dengan masa kini,
 Papua dalam kaitan upaya untuk   Ibu Pertiwi. Dalam pemaknaan baru,   atau bahkan jalinannya dengan masa
 memperjuangkan aspirasi yang   tanggal tersebut dimaknai sebagai   Akan tetapi, seperti membuka “kotak   depan. Oleh karena itu, perlu ada suatu
 dianggapnya terhambat selama ini.   “hari sosialisasi umum” menuju Kongres   pandora”, apa yang diharapkan sebagai   strategi dan rancangan “rebranding”
 Hampir terjadi di mana pun, reformasi   Papua 2000. Lebih dari itu “merupakan   mukjizat pada awalnya, ternyata tidak   terkait rekognisi Pemerintah Pusat
 menjadi momentum di banyak daerah   hari pelanggaran Hak Politik Bangsa   demikian hasilnya. Banyak hal yang   terhadap Papua.
 di Indonesia untuk menyuarakan   Papua“ oleh Pemerintah Belanda dan   tidak sebagaimana yang diharapkan
 aspirasi publik yang selama ini   Pemerintah Indoeia melalui Perserikatan   yang justru muncul ke permukaan.   Setelah reformasi, Papua tidak perlu
 tersembunyi dengan beragam skala   Bangsa-Bangsa. Isu yang berkembang   Pada umumnya, daerah di luar Jawa,   menunggu lama untuk menjadi sebuah



 378
                                                                                        37
 378  PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  3799
 P
   390   391   392   393   394   395   396   397   398   399   400