Page 396 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 396

wilayah yang otonom. Otonomi Khusus     lebih demokratis dengan munculnya                          bagian yang integral secara historis    yang diterapkan Indonesia; Kedua,
                      untuk Papua diberikan berdasarkan       putra-putri daerah yang dapat masuk                        dengan Indonesia dalam konteks          persoalan mengenai kekerasan fisik
                      UU No. 21 Tahun 2001. Kebijakan         ke struktur pemerintahan untuk                             historiografi nasional, setelah ada     dari angkatan bersenjata (militer)
                      ini ditujukan untuk memperkuat          memajukan wilayahnya sendiri.                              kekosongan panjang yang membuka         yang timbul karena adanya kuasa
                      landasan pemerataan pembangunan         Pada dasarnya, otonomi khusus                              jarak antara Pemerintah Pusat           politik. Akibatnya, muncul tuduhan
                      di Papua, berdasarkan kearifan dan      telah memberikan kewenangan bagi                           dengan Pemerintah Daerah Papua.         pelanggaran HAM terhadap rezim
                      kecemerlangan lokal (local genious      Pemerintah Daerah, baik dalam lingkup                      Berdasarkan pemetaan yang telah         pemerintahan yang dianggap
                      and indigenousity) yang mereka miliki,   provinsi maupun kabupaten dan kota,                       dilakukan LIPI sepanjang tahun          sentralistis, otoriter, dan mengekor
                      sehingga pembangunan yang ada           untuk mengatur tata kehidupannya                           2004–2006, terdapat analisis terkait    kapitalisme internasional. Kekerasan
                      menjadi tepat sasaran dan tepat guna.   sendiri secara bertanggung jawab                           persoalan konteks, dan kontradiksi      dipandang sebagai bentuk pertahanan
                      Status otonomi khusus diharapkan        kepada Pemerintah Pusat.                                   narasi yang berkembang di Papua         terhadap keutuhan NKRI, namun
                      dapat mendorong pembangunan yang                                                                   sejak kemerdekaan Indonesia hingga      sesungguhnya telah melanggar
                      meningkatkan taraf hidup masyarakat     Papua telah menjalankan sistem                             masa Otonomi Khusus di era Reformasi    HAM. Ketiga, persoalan kegagalan
                      Papua, menciptakan keadilan, serta      otonomi khusus sejak tahun 2001                            (Widjojo 2009:7). Pertama, persoalan    pembangunan dari rezim tersebut
                      menjadi wadah bagi aspirasi dengan      melalui ketetapan Undang-Undang                            mengenai sejarah integrasi, status      yang tidak tepat sasaran, oleh karena
                      dibentuknya Majelis Rakyat Papua        No. 21 tahun 2001, agar integrasi                          politik, dan identitas politik yang     pembangunan yang dimaksudkan
                      di Jayapura yang beranggotakan          dapat dicapai. Namun, yang tercipta                        termasuk pada konteks peralihan         untuk memodernkan Papua, justru
                      penduduk asli, serta DPRD Tingkat       justru pemekaran wilayah yang                              kekuasaan dari Belanda ke Indonesia     malah meningkatkan migrasi tenaga
                      Provinsi setempat (Numberi 2013:51).    memicu penyimpangan administrasi                           dalam lingkup Perang Dingin. Narasi     kerja yang membuat penduduk asli
                                                              dan anggaran pembangunan daerah.                           yang dominan muncul adalah bahwa        termarjinalkan.
                      Otonomi Khusus adalah affirmative       Akibatnya, perlawanan yang ada                             Papua merupakan bagian dari
                      policy atau kebijakan yang berpihak     terhadap sebuah kesalahan pertama                          NKRI yang pengesahan statusnya          Terakhir, telah terjadi inkonsistensi
                      pada masyarakat asli Papua. Pemberian   berubah menjadi kesalahan sistemik                         berdasarkan Pepera dan Resolusi PBB,    kebijakan Otonomi Khusus dan
                      kemandirian—untuk mengelola             yang memandang Papua sebagai                               serta pemaknaan integrasi sebagai       marjinalisasi orang Papua yang
                      pemerintahannya sendiri berdasarkan     wilayah yang konstan separatis.                            kemerdekaan dari kolonoalisme.          semakin kuat di era Reformasi yang
                      atas otonomi dan pemekaran—                                                                        Namun sebaliknya, pendapat lain         seharusnya membawa pandangan dan
                      memberikan Papua kesempatan untuk       “Kunjungan kembali” terhadap alur                          menyebutkan bahwa orang Papua           tindakan yang jauh lebih demokratis.
                      mengelola Dana Otonomi Khusus,          cerita sejarah Papua perlu dilakukan                       berasal dari rumpun ras Melanesia       Otonomi Khusus dianggap mampu
                      selain dari Dana Alokasi Umum dan       guna meluruskan fakta-fakta sejarah                        yang tidak bersangkut paut dengan       mengintegralkan pembangunan di
                      Dana Bagi Hasil yang bermanfaat         yang ada, agar pada akhirnya                               ras orang-orang Indonesia pada          Papua dengan pembangunan di
                      bagi percepatan pembangunan dan         ditemukanlah nilai Keindonesiaan di                        umumnya, Pepera tidak mewakili          Indonesia bagian barat, kendati yang
                      pemerataan kesejahteraan (Numberi       dalam nilai Kepapuaan itu sendiri.                         aspirasi rakyat Papua, dan integrasi    sebenarnya dibutuhkan sebelum
                      2013:227). Otonomi semacam ini          Pada akhirnya, Papua dapat menjadi                         merupakan praktik neokolonialisme       hal-hal tersebut dipenuhi adalah



                                                                                                                                                                                                     3
                   3800
                   38     P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA                                                                                 P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  38181
   391   392   393   394   395   396   397   398   399   400   401