Page 406 - Papua dalam arus sejarah bangsa
P. 406

proses perumusan Otonomi Khusus,        mengeluarkan Instruksi Presiden                            Konflik mengenai Otonomi Khusus         terjadi perubahan ciri fisik, termasuk
                      sehingga mereka merasa curiga ada       (Inpres) No. 1 Tahun 2003 mengenai                         terjadi di level elit dan level masyarakat   juga dengan agama yang mereka
                      agenda separatis dibaliknya. (Widjojo,   Percepatan Pemekaran Provinsi Irian                       Papua. Pada saat itu, sempat terbagi    yakini. Hal tersebut berarti bukan hanya
                      Bola Liar Kegagalan Otonomi Khusus).    Jaya Barat. Hal ini dianggap sebagai                       dua, antara pendukung otonomi khusus    umat beragama Kristen saja yang
                                                              strategi untuk melemahkan pengaruh                         (Provinsi Papua) dengan pendukung       bermukim di Papua.
                      Sebagai hasil dari UU Otonomi Khusus    separatis yang ada di Jayapura.                            pemekaran (Provinsi Irian Jaya Barat).
                      untuk Papua, terdapat tiga lembaga      Peraturan Pemerintah (PP) No. 54 Tahun                     Pada tahun 2004, setelah ditetapkan     Mengenai permasalahan Hak Asasi
                      pemerintahan di Papua yang saling       2004 mengenai MRP sendiri baru                             PP No. 54 Tahun 2004 tentang MRP,       Manusia di Papua, UU Otonomi
                      bekerja sama satu dengan yang           dikeluarkan pada akhir tahun 2004.                         masalahnya menjadi bergeser ke siapa    Khusus tidak banyak memberikan
                      lainnya. Lembaga pemerintahan itu,                                                                 yang akan mengisi kursi Majelis Rakyat   solusi. Isu Hak Asasi Manusia
                      di antaranya Pemerintah Daerah          Selain dari terbentuknya tiga lembaga                      Papua (MRP). Badan ini sendiri terbagi   di Papua yang terjadi karena
                      Provinsi Papua (Gubernur dan            pemerintah sebagai perwujudan dari                         dalam 42 anggota dan 14 daerah          pendekatan militeristik belum banyak
                      Jajarannya), Dewan Perwakilan Rakyat    Otonomi Khusus, terdapat kelompok-                         pemilihan di Papua, meliputi 14 orang   berubah di masa awal pemberlakuan
                      Papua (DPRP), dan Majelis Rakyat        kelompok di masyarakat Papua yang                          perwakilan dari unsur agama, adat,      Otonomi Khusus. Penelitian dari LIPI
                      Papua (MRP). MRP dapat dikatakan        dominan dalam menyampaikan                                 dan perempuan. Panitia pemilihan MRP    pada 2005 mengungkapkan bahwa
                      sebagai sebagai satu poin penting UU    aspirasi masyarakat Papua sejak                            diambil alih oleh Kesatuan Bangsa       TNI masih lebih dominan untuk
                      Otonomi Khusus karena merupakan         2003. Kelompok-kelompok ini terdiri                        Daerah (Kesbangda) dari Kemendagri.     menjaga stabilitas pertahanan dan
                      “representasi kultural orang asli Papua   dari: Dewan Adat Papua (DAP) dan                                                                 keamanan dibanding Polri. Dengan
                      yang memiliki wewenang tertentu         Presidium Dewan Papua (PDP).                               Dalam proses pembentukan UU             demikian, kasus-kasus kekerasan
                      dalam rangka perlindungan hak-hak       Keduanya memiliki peran yang cukup                         Otonomi Khusus ini, wacana pencarian    yang terjadi di Papua masih dianggap
                      orang asli Papua.” (Butir G, UU No. 21   sentral dalam wacana perpolitikan                         identitas “orang Papua” yang berbeda    sebagai permasalahan kedaulatan
                      Tahun 2001) yang memiliki wewenang      di Papua. Kelompok-kelompok                                dengan “orang Indonesia” semakin        yang harus ditangani secara militer,
                      sebagai badan pertimbangan dan          lain, seperti Lembaga Keagamaan,                           menguat. Orang Papua diidentifikasikan   bukan sipil. Hal ini berdampak pada
                      pengawas pelaksanaan Otonomi            Lembaga Sosial Masyarakat (LSM)                            sebagai bagian dari ras Melanesia,      upaya penegakan Hak Asasi Manusia
                      Khusus. Akan tetapi, pemerintah pusat   nasional dan internasional, memiliki                       dengan ciri dominan seperti berkulit    di Papua. Dalam pembahasan
                      terlambat memilih anggotanya hingga     jaringan di tingkat lokal. Mereka                          hitam, berambut keriting, dan           selanjutnya, akan terlihat bagaimana
                      tiga tahun setelah diberlakukannya      adalah para buruh, kelompok profesi,                       beragama Kristen. Padahal, banyak       gerakan perlawanan di Papua dari
                      Otonomi Khusus. Suatu hal yang          transmigran (petani), dan masyarakat                       orang Papua, terutama di Fakfak,        masa Presiden Megawati hingga
                      menjadi polemik tersendiri karena       lokal (peramu), dan kelompok garis                         Kaimana, P. Adi, Raja Ampat, Serui,     Presiden Susilo Bambang Yudhoyono
                      pemerintah terkesan tidak sinkron       keras (bersenjata). Masing-masing dari                     dan Sorong yang kenyataannya tidak      seringkali direspon dengan tindakan
                      dengan semangat Otonomi Khusus (LIPI    kelompok ini memiliki perspektif dan                       memiliki ciri-ciri seperti itu. Mereka   angkat senjata. Selain itu, bukti yang
                      2005:3). Pada saat MRP belum dibentuk   strategi sendiri terhadap penanganan                       sudah bercampur baur dengan ras lain    muncul memaparkan bahwa upaya
                      ini, pemerintahan Presiden Megawati     konflik di Papua.                                          selama ratusan tahun, sehingga telah    penegakan “legitimasi TNI” ini tidak



                                                                                                                                                                                                     3
                   39     P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA                                                                                 P PAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSAAPUA DALAM ARUS SEJARAH BANGSA  39191
                   3900
   401   402   403   404   405   406   407   408   409   410   411