Page 92 - RAHMATAN LIL ALAMIN
P. 92
َ
َ ْن
ِ َ ْن ِ ً
َيلاعلل ةَ ْن حر لِإ كاَنلسرأ اَم َ و
َ
َ
َ ْن
Artinya : Dan tiadalah Kami mengutus kamu,
melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam
( Q.S Al Anbiya’-107 )
Dalam konteks Islam rahmatan lil’alamin, Islam
telah mengatur tata hubungan menyangkut aspek
teologis, ritual, sosial, dan humanitas. Dalam segi
teologis, Islam memberi rumusan tegas yang harus
diyakini oleh setiap pemeluknya. Namun, hal ini
tidak dapat dijadikan alasan untuk memaksa non-
Muslim memeluk Islam (la ikraha fi al-din).
Begitu juga halnya dalam tataran ritual yang
memang sudah ditentukan operasionalnya dalam
Al-quran dan hadist. Namun, dalam konteks sosial,
Islam sesungguhnya hanya berbicara mengenai
ketentuan-ketentuan dasar atau pilar-pilarnya saja,
yang penerjemahan operasionalnya secara detail
dan komprehensif tergantung pada kesepakatan
dan pemahaman masing-masing komunitas, yang
tentu memiliki keunikan berdasarkan keberagaman
lokalitas nilai dan sejarah yang dimilikinya.
Ibnul Qayyim Al Jauziah menafsirkan ayat ini
sebagai berikut : “Pendapat yang lebih benar dalam
menafsirkan ayat ini adalah bahwa rahmat di sini
bersifat umum. Dalam masalah ini, terdapat dua
penafsiran:
Pertama, alam semesta secara umum mendapat
manfaat dengan diutusnya Nabi Muhammad.
Implementasi Konsep Dakwah Rahmatan Lil Alamîn dalam Dakwah Kontemporer • 83