Page 24 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 24
berhasil tidak terkira. Dengan uang hasil menjual seribu surat
perjanjian kredit, bank leluasa mengucurkan kredit berikutnya
ke penduduk kota. Bank menerima pembayaran dari nasabah
setiap bulan. Uang itu dipergunakan untuk membayar pemegang
aset securitization. Semua terkontrol, semua baik-baik saja,
hingga tanpa disadari aset yang pada dasarnya hanyalah selembar
kertas itu menggelembung tidak terkira.
”Harga properti melesat naik, harga komoditas tidak ter-
kendali. Karena juga bermunculan derivatif transaksi keuangan
lainnya, Mister Smith menciptakan transaksi future: minyak
bumi atau gandum yang dibutuhkan enam bulan lagi bisa dibeli
sekarang, lantas uangnya bisa diputar ke mana-mana, menjadi
berkali lipat. Dan boom! Ribuan kredit perumahan tiba-tiba
macet total, orang mulai berpikir harga-harga sudah tidak
rasional. Harga komoditas jatuh bagai roller coaster, dan mulailah
kekacauan merambat ke mana-mana.
”Bank tidak bisa menagih kredit ke penduduk kota, sedang-
kan pemilik aset securitization sudah mulai menagih. Panik,
penduduk kota panik, si pembuat perahu, si pembuat mesin
bergegas ingin mengambil uang di bank, padahal uang itu sudah
dipinjamkan ke tukang jahit dan nelayan. Tidak ada uang di
bank, hanya catatan pinjam-meminjam. Jaminan emas? Orang
lupa bahwa itu hanya untuk seratus dolar pertama. Posisi bank
terjepit, atas-bawah. Tidak perlu seorang genius untuk me-
nyimpulkan hanya soal waktu seluruh surat berharga terjun
bebas, tidak ada lagi harganya. Krisis aset securitization ini me-
rambat ke mana-mana.
”Itulah yang terjadi di kota kecil tadi. Nah, itulah yang terjadi
di dunia saat ini. Sama persis. Krisis dunia akibat kredit pe-
22
Isi-Negeri Bedebah.indd 22 7/5/2012 9:51:07 AM