Page 27 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 27
siap berdebat banyak hal di luar daftar pertanyaan. Sayangnya
aku tidak berselera, aku harus beristirahat sejenak di atas
pesawat besar ini sebelum mendarat. Jadwal pertarungan penting-
ku menunggu. Aku rileks melambaikan tangan. ”Jika kau ter-
tarik, kita diskusikan hal itu di lain kesempatan, Julia, mungkin
makan malam yang nyaman. Tetapi kita lihat dulu akan seperti
apa hasil wawancara ini di majalah kalian. Semoga kemampuan
menulismu se-kinyis penampilanmu sekarang. Selamat malam.”
Gadis itu tidak dapat menahan ekspresi geregetan, kesal.
Boleh jadi kalau tidak sedang di kelas eksekutif penerbangan
maskapai internasional, dengan pilot masih asyik beramah-tamah
menyapa penumpang, dia akan menampar pipiku.
25
Isi-Negeri Bedebah.indd 25 7/5/2012 9:51:07 AM