Page 31 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 31

bangkit kembali, sepertinya ada salah satu petarung yang terkena
               pukulan telak.
                  Tiga tahun lalu, saat pertama kali Theo mengajakku pergi ke

               ”klub”,  aku  hanya  menggeleng  malas.  Itu  bukan  kebiasaanku.
               Aku tidak suka menghabiskan waktu dengan nongkrong, minum,
               mendengar musik, melirik-lirik setelah pulang kerja. Theo santai
               mengangkat bahu, bilang itu juga bukan kebiasaannya. ”Ini klub
               yang berbeda, Thom. Kau pasti suka.” Maka setengah terpaksa,
               daripada  bosan  menatap  jalanan  macet  dari  balik  jendela  tebal
               ruangan kantorku, aku ikut.
                  Menakjubkan!  Belasan  tahun  tinggal  di  Jakarta,  aku  tidak
               pernah  tahu  ternyata  kota  ini  punya  ”klub  bertarung”  seperti
               yang kusaksikan di film terkenal itu. Theo mengajakku ke salah
               satu gedung perkantoran, di lantai enam, dengan akses lift privat
               langsung ke sana. Bukan partisi ruangan kantor, meja penerima
               tamu, dan sebagainya yang kutemukan, melainkan ruangan luas
               dengan  lingkaran  merah  mencolok  di  tengahnya.  Beberapa
               anggota  klub  sedang  berseru-seru  menyemangati.  Wajah-wajah
               tegang, wajah-wajah semangat menonton dua orang yang saling
               bertinju persis di lingkaran merah.
                  Aku menelan ludah. Theo benar, aku pasti suka. Ini sungguh

               keren,  klub  yang  berbeda.  Theo  membiarkanku  terpesona.  Dia
               sudah  asyik  menyapa  anggota  klub  lain,  sambil  melambai  me-
               mesan dua minuman ringan untuk kami.
                  ”Ini  klub  tertutup  dan  rahasia,  Thom.  Tidak  banyak  yang
               tahu. Anggotanya hanya boleh mengajak teman yang dia percaya
               kemari. Kau beruntung punya teman Theo, salah satu penggagas
               awal  klub  ini.  Namamu  bersih  dan  terjamin.”  Itu  penjelasan
               Randy—dulu dia masih ramah padaku. ”Kami berkumpul tiap

                                           29




       Isi-Negeri Bedebah.indd   29                                  7/5/2012   9:51:07 AM
   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35   36