Page 26 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 26

satu dosenku adalah profesor penerima nobel ekonomi. Kau bisa
               membayangkan, mahasiswa model apa aku di kelas. Aku pernah
               bicara tentang hipotesis bodoh padanya, andaikata dunia ini te-

               tap menggunakan barter, andaikata dunia ini tidak pernah me-
               ngenal  uang  dan  bunga,  dunia  boleh  jadi  akan  jauh  lebih  adil
               dan  makmur.  Profesorku  tertawa.  ’Thomas,  bagi  pialang,
               pengelola danareksa, eksekutif puncak, orang-orang pintar, bagi
               kalian mahasiswa sekolah bisnis terbaik dunia, kalian pasti akan
               lebih  bersyukur  karena  uang  dan  bunga  pernah  ditemukan.’
               Kami berdebat, sia-sia. Profesor itu ringan melambaikan tangan,
               ’Kau lupa petuah bijak bapak ekonomi modern, pasar memiliki
               “tangan tuhan”, Thomas. Dia akan selalu membuat keseimbangan,
               bahkan meski harus meledakkan keseimbangan sebelumnya. Jadi
               jangan pernah menulis macam-macam di kertas ujian, atau kau
               tidak  lulus  di  kelasku.’  Nasihat  yang  bagus.  Sejak  saat  itu  aku
               tidak peduli omong kosong kemiskinan, Julia.”
                 ”Apakah Anda seorang sosialis?” Gadis di sebelahku akhirnya
               berkomentar setelah terdiam sejenak.
                 ”Apa  aku  terlihat  seperti  sosialis,  Julia?”  Aku  tertawa,  me-
               nunjuk sepatu mengilat yang kukenakan.
                 Gadis  itu  tidak  menggeleng,  apalagi  mengangguk.  Dia  balas

               menatapku datar. ”Lantas apa peduli Anda dengan jahatnya ke-
               kayaan?  Bukankah  Anda  sendiri  hidup  dari  orang-orang  itu?
               Konsultan keuangan dengan bayaran tinggi? Atau Anda jangan-
               jangan tipikal orang berpendidikan tinggi, pintar, kaya, memiliki
               pengaruh,  tetapi  juga  sekaligus  paradoks  dan  memiliki  ke-
               pribadian ganda?”
                 Aku menatap mata hitamnya. Nah, sekarang rasa percaya diri
               dan harga diri gadis ini sudah sempurna kembali. Dia sepertinya

                                          24




       Isi-Negeri Bedebah.indd   24                                  7/5/2012   9:51:07 AM
   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30   31