Page 71 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 71
massa—meskipun mereka sama sekali tidak merasa telah di-
gunakan.”
Terdengar suara coretan bolpoin di seberang sana.
”Aku tadi sudah menelepon Ram, salah satu stafnya akan meng-
antarkan setumpuk laporan paling baru tentang Bank Semesta.
Kaupastikan menyimpan dokumen itu. Aku akan mampir ke
kantor. Aku juga butuh working paper audit Bank Semesta, harus
sudah ada di mejaku sebelum pukul dua belas siang.”
”Mana aku tahu caranya?” keluh Maggie.
Aku sekali lagi mengabaikan keluhan Maggie. ”Hubungi
kantor auditor, cari partner, manajer atau auditornya, mereka
pasti lembur hari Sabtu. Aku tahu itu dokumen confidential.
Astaga, kau ingin mengajariku soal itu? Nah, kalau tidak,
pastikan seluruh working paper audit, terutama tentang debitor,
rekening deposito, dan aset Bank Semesta tersedia. Kau juga
kumpulkan semua berita, artikel, komentar, bahkan jika ada
berita sopir taksi bergumam tentang Bank Semesta selama enam
tahun terakhir, catat. Cari di internet, surat kabar, database
media massa, gunakan seluruh resources yang ada, termasuk jika
informasi itu harus dibeli.”
Maggie mengeluh lagi, bilang dia tidak bisa melakukannya
sendirian dan secepat itu.
”Kau bisa, Maggie. Inilah poin terpentingnya, kau tidak boleh
bilang siapa pun. Kau paham?
”Nah, sekali urusan ini beres, aku berjanji akan memberimu
dua lembar tiket berlibur. Terserah kau mau ke mana dan meng-
ajak siapa.”
Aku memutus pembicaraan, mengabaikan seruan riang
Maggie, kembali konsentrasi pada kemudi.
69
Isi-Negeri Bedebah.indd 69 7/5/2012 9:51:08 AM