Page 73 - Tere Liye - Negeri Para Bedebah
P. 73

kematian papa dan mamamu, nyatanya kau justru terlahir untuk
               menjadi seorang yang licin bagai belut, penari hebat dalam per-
               tunjukan  rekayasa  keuangan  modern.  Orang  tua  ini  keliru,

               Tommi, kau tidak pernah membenciku. Kau selama ini sebenar-
               nya  membenci  dirimu  sendiri,  berusaha  mati-matian  menjaga
               jarak, mengendalikan diri agar tidak menjadi sepertiku. Bukan-
               kah begitu, Nak?” Mata Om Liem menerawang jauh.
                  Aku tidak menjawab, melambaikan tangan. ”Sudah ceramah-
               nya?”
                  Om Liem kembali menoleh padaku.
                  ”Kalau sudah, kau seharusnya sekarang tidur, beristirahat.”
                  Om  Liem  menggeleng.  ”Orang  tua  ini  tidak  mengantuk,
               Tommi.”
                  ”Kalau begitu, lebih baik kau tutup mulut, diam. Aku sedang
               mengemudi.”
                  Om Liem  tertawa  pelan. ”Kau mirip sekali dengan papamu,
               Tommi.  Selalu  terus  terang  dan  jujur  meski  itu  kasar  dan
               menyakitkan. Baiklah, bangunkan aku jika sudah dekat di rumah
               peristirahatan opamu.”
                  Aku  tidak  mengangguk,  kembali  menatap  jalan  tol  yang
               lengang. Hanya segelintir orang yang tahu tujuan kami, itu tentu

               termasuk Om Liem—meski aku tidak memberitahukannya sejak
               tadi.













                                           71




       Isi-Negeri Bedebah.indd   71                                  7/5/2012   9:51:08 AM
   68   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78