Page 488 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 488

Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia


                selanjutnya  menuju  ke  wilayah  utara  bersama  A.N  Hajarati  menemui
                Andi  Burhanuddin  dan  Andi  Mallarangeng  di  Pankajene  Kepulauan.
                Kemudian, pada awal September 1945, dia menuruskan perjalanan ke
                Pare-pare  menemui  Andi  Abdullah  di  Bau  Masspe.  Dua  bangsawan
                terkemuka di Pare-pare, Andi Abdullah Bau Masspe dan Andi Makkasau,
                yang  sekaligus  sebagai  tokoh  utama  SUDARA,  menjadi  pelapor
                penyebarluasan berita proklamasi.

                        Dari  Kota  Pare-pare,  berita  resmi  proklamasi  kemerdekaan
                disebarluaskan ke Rappang, Sidenreng, Enrekang bahkan terus ke Tanah
                Toraja. Berita proklamasi juga disebarkan ke arah utara Kota Pare-pare,
                yakni  Suppa,  Pindrang,  terus  ke  Daerah  Mandar.  Berita  resmi
                kemerdekaan  bangsa  Indonesia  telah  tersebar  luas  dan  diketahui
                penduduk  Sulawesi  Selatan  menjelang  pertengahan  bulan  September
                1945.

                        Di  Palopo,  ibukota  pemerintahan  Kerajaan  Luwu,  pemuka
                masyarakat  telah  mempersiapkan  diri  dalam  perjuangan  kemerdekaan
                pada  akhir  pemeritahan  Jepang  1944.  Berkali-kali  tokoh  pergerakan
                kemerdekaan datang ke Palopo, seperti Wahab Tarru, Siarahmal, serta
                pimpinan  PSII  dan  mauhammadiyah.  Ketika  itu  pula,  Sakata  yang
                menjabat Tokketai Pelabuhan Palopo membentuk perkumpulan seni. Ia
                menghimpun beberapa orang seniman, seperti Rudhy Kamph, Wimpoli,
                Ani Assah, Bram hitaria, dan juga putera Datu Luwu Andi Akhmad serta
                beberapa puteri Luwu.
                        Sakata  adalah  juga  perwira  intel  Jepang.  Ia  mengikuti  terus
                situasi  peperangan  yang  menyudutkan  pasukan  Jepang.  Perasaannya
                yang gundah gulau akibat kekalahan pasukan Jepang di berbagai front,
                dicetuskan  dalam  Kesenian  Band  Hawaianya.  Rahasia  Jepang  sering
                dibuka oleh Sakata tanpa sadar, namun para anggotanya kurang peka
                menerimanya.  Kepada  Andi  Akhmad  ia  berkata  bahwa  seandainya
                Jepang kalah, kira-kira bagimana selanjutya. Andi Akhamd menjawab,
                maka saat itu kesempatan Indonesia merdeka.
                        Selang  beberapa  hari,  tepatnya  17  Agustus1945  sore,  Sakata
                memberitahukan     kepada    Andi    Akhmad     tentang   proklamasi
                kemerdekaan  Indonesia  oleh  Sukarno-Hatta,  disaksikan  oleh  perwira
                Jepang  Maeda.  Pada  malamnya,  kelompok  Sakata  tidak  mengadakan
                latihan  band,  melainkan  membuat  pamflet  untuk  mengumumkan
                proklamasi kemerdekaan. Setelah disepakati, kalimat pamflet ditulis oleh



                476
   483   484   485   486   487   488   489   490   491   492   493