Page 563 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 563
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Isi surat protes ini memperlihatkan sikap elit Irian Barat yang
tidak menyetujui pandangan pemerintah Belanda untuk memisahkan
Irian Barat dari wilayah Indonesia. Pada awalnya tampak sikap elit Irian
Barat seperti Nicolaas Jouwe, Lukas Jouwe, Marthen Indey dan Corinus
Krey sependapat untuk terus berjuang mendukung Irian Barat menjadi
bagian dari Indonesia. Dari himbauan yang ditujukan pada rakyat Irian
Barat agar ―mulai sekarang rakyat Irian Barat bangunlah dan capailah
kemerdekaan Anda dalam persamaannya dengan Indonesia‖.
75
Dukungan terhadap upaya mempertahankan proklamasi 17
Agustus 1945 di Papua mulai melemah dalam diri Nicolaas Jouwe ketika
pemerintah Belanda menolak mengirim utusan Irian Barat di konperensi
Denpasar. Dalam surat protes kepada Van Eechoud pada 13 Desember
1946 Nicolaas Jouwe dan kawan-kawan menyatakan sikap mereka
menolak pernyataan Belanda yang tidak mau mengirim wakil Irian Barat
dalam konferensi di Bali. Terdapat keinginan elit Irian Barat pada waktu
itu untuk dapat hadir dan berbicara di konperensi Denpasar.
Keinginan orang Irian Barat untuk menghadiri konferensi ini
tersirat dalam pernyataan Marthen Indey ketika ditanyai oleh panitia
gabungan yang disebut Komisi Nieuw Guinea yang anggotanya terdiri
dari wakil Belanda dan Indonesia pada 1950. Dalam menjawab salah
satu pertanyaan dari komisi tersebut tentang siapa yang menjadi
pemimpin pemberontakan, maka Marthen Indey menjawab bahwa
―pada 1946 saya untuk pertama kali yang menjadi pemimpin
pemberontakan dan saya tahu bahwa saudara saya Jouwe menghadiri
konferensi Denpasar untuk memprotes keberlangsungan kolonialisme
Belanda di Irian Barat. Bahwa mengapa sekarang saya tidak mengerti
alasan apa yang menyebabkan Jouwe mengubah pemikirannya dan
76
memilih di pihak Belanda‖. Ternyata apa yang dibayangkan Marthen
Indey ternyata tidak terjadi karena Nicolaas Jouwe tidak pernah dikirim
ke Denpasar.
Dalam perkembangan kemudian, baik Nicolaas Jouwe maupun
Lukas Jouwe berubah pendapat dan mendukung usulan residen agar
Irian Barat tetap menjadi koloni Belanda. Menurut Courtouis, kedua
tokoh ini mengadakan kegiatan yang sifatnya memihak pemerintah
77
Belanda dan tidak bekerja sama dengan kelompok Marthen Indey.
Courtouis tidak dapat menjelaskan adanya perubahan sikap yang
dilakukan baik oleh Nicolaas Jouwe maupun Lukas Jouwe di atas ini,
551