Page 560 - BUKU SEJARAH BERITA PROKLAMASI
P. 560
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Ternyata rencana ini kembali mengalami kegagalan karena
terdapat anggota batalion yang menginformasikan pada pemerintah
tentang aksi ini. Isu yang disampaikan kepada pemerintah adalah
adanya upaya tentara KNIL yang beragama Islam hendak menyerang
seluruh masyarakat di Hollandia yang beragama Kristen pada hari raya
Natal. Informasi ini mengakibatkan pemerintah Belanda segera
menangkap dan menginterogasi kurang lebih 25 orang termasuk
Soegoro Atmoprasodjo, Sutan Hamid Siregar, Aran Panjaitan dan
62
Corinus Krey. Setelah mendapat keputusan dari pemerintah Batavia
pada 11 Desember 1947, maka beberapa pelaku lainnya dibebaskan
sementara Willem Nottan (asal Tual, Kei) ditahan 10 tahun, dan
Muhamad Joesoef 8 tahun ditahan di penjara Hollandia. Soegoro
Atmoprasodjo diberi hukuman 14 tahun dan ditahan di Hollandia dan
rencana dipindahkan ke Tanah Merah (Merauke). Namun Nottan dan
Soegoro Atmoprasodjo bersama lima tahanan lainnya akhirnya dapat
melarikan diri dari penjara Merauke melalui Australia Nieuw Guinea
(PNG) pada 5 April 1947 dan kemudian ke Australia. Informasi tentang
63
pelarian ini rupanya diketahui dari Muhamad Bondan, salah seorang
bekas tawanan Digul yang berada di Melbourne yang dalam isi suratnya
ke Usman Sastroamidjojo pada 1 September 1947 menginformasikan
bahwa dia mendapat surat dari Soegoro Atmoprasodjo. Dalam suratnya
Soegoro Atmoprasodjo ke Bondan, dikabarkan bahwa dia dan tujuh
64
orang lainnya melarikan diri dari penjara Hollandia menuju PNG.
Pemerintah Belanda di Irian Barat mengakui adanya rencana
pemberontakan ini. Menurut laporan J.C. Noorlander kepada
pemerintah Belanda di Batavia, telah terjadi tiga kali rencana
pemberontakan sejak Maret hingga April 1947. Rencana
pemberontakan ini disebabkan oleh adanya kerja sama antara berbagai
lembaga khususnya polisi dan tentara serta para guru di Sekolah
Pamong Praja. Marthen Indey, Willem Inuri, dan Patahan dianggap
sebagai penanggung jawab utama. Menurut pejabat pemerintah
Belanda J.C Noorlander, munculnya berbagai rencana aksi ini
disebabkan oleh kebijakan pemerintah NICA yang membawa dan
menempatkan begitu banyak para bekas tawanan Digul di berbagai
pemerintahan. Kehadiran mereka berhasil membuat propoganda pada
penduduk Irian Barat. Laporan ini juga menegaskan bahwa bekas
tawanan Digul yang sangat berperan adalah Soegoro Atmoprasodjo
dan Poedjosoebroto.
65
548