Page 45 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 45
40 | Duwi Asri Suryaningsih
kutipan berikut, robah atoerannja HCS. Boleh teroes
berladjar ke sakolahan tinggi dan leb-
“Inilah satoe hal jang soedah diakoei ih lagi kalo ditambah peladjaran lain-
kepentingannja oleh segala bangsa
toeroenan jang bagoes, sehat, pand- lain bahasa seperti frans, Hok Kian,
ai, dan mempoenjai kekerasan hati Duitsch dan Inggris, apa nanti djadin-
boeat mentjinta bangsa dan tanah aer ja sama THHK?” (Perdamaian, 1917)
itoelah kita mesti tjari, karana mereka Pendidikan yang beorientasi pada ke-
itoelah jang bisa mengangkat derajat berlanjutan jenjang menjadi salah satu
kebangsaan dan tanah aer jang dida- kebutuhan yang kemudian dituntut oleh
lam tiada haroes. Bagaimanakah kita masyarakat. Faktor tuntutan tersebut se-
bisa mendapat toeroenan itoe? tiada
lain melainken kita bangsa perem- bagaimana yang telah disebutkan sebelum-
poean hendaklah berkeras hati ment- nya yaitu karena adanya perluasan pendi-
jari pengetahoean jang perloe dengen dikan Barat. Masyarakat menuntut adanya
segenap kekoeatan kita dan mem- peran serta pemerintah untuk mencapai hal
pergoenaken dia boeat memboeka tersebut,
pikiran kita poenja bangsa teroetama
anak toeroenan kita dihari kemoedian “Perloenja soepaja moerid-moerid
sesoedahnja kita terlepas dari seko- HK kaloe soeda tamat di sekolahan
lah.” (Soeara Hindia, 1925). klas 7 lantas bisa trosken di sekolah
jang tinggi. Begitoe djoega haroes
Program rasionalisasi bahasa Belan- kita minta pada pamerentah soepaia
da baru diwacanakan pada tahun 1930-an. moerid-moerid ini sekolahan bisa me-
Bahasa Belanda diwacanakan untuk dia- neroesken peladjarannja disekolahan
jarakan sebagai bahasa asing dalam se- HBS atau ELS djadi kita poenja ba-
kolah-sekolah (Groeneboer, 267-268). Di hasa perloe boeat pokok kebangsaan,
luar hal itu, Perluasan sekolah model Barat tapi lain-lain kepandean ambil dari
juga turut menjadi penentu berkembangnya lain bangsa.” (Perdamaian, 1917)
orientasi baru pendidikan yang kemudian Pertentangan antara generasi muda
mengarah pada pendidikan keberlanjutan. dan tua dalam komunitas masyarakat Arab
Perkembangan sekolah model Barat yang Pekalongan juga terjadi karena perbedaan
disubsidi oleh pemerintah seperti HCS pandangan tentang kebutuhan baru pen-
pada 1917, menyusul kemudian HAS pada didikan bagi masyarakat. Generasi muda
1930-an di Pekalongan telah membuka cenderung menegaskan diri sebagai opo-
harapan baru bagi masyarakat untuk men- sisi generasi tua. Mereka berpihakan pada
capai jenjang pendidikan, tentunya dengan modernisasi dan mengikuti perubahan
jalan penguasaan bahasa Asing lainnya. zaman.
Seperti pernyataan terkait kebutuhan pen- “Saja moelaiken penoetoeran saja
gajaran bahasa Asing lainnya, semendjak pada tahoen 1924 jang
“Kita maoe bilang kaloe pamarentah laloe!. Pada masa itoe, masing-mas-
tjoema maoe boeka HCS dengen pel- ing dari kaoem moeda Al Irsyad dan
adjaran meloeloe bahasa ollanda saja, Arrabithah terbit semangat oppositie
itoe tida begitoe besar pengaroehnja. terhadap kaoem toeanja jang senan-
Tapi kaloe kemoedian pamarentah tiasa mendjadi halangan boeat merei-
Jurnal Sejarah