Page 40 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 40
Mempertahankan Identitas dan Memenuhi Kebutuhan: Pendidikan Swasta di Pekalongan Awal Abad Ke-20 | 35
pemerintah secara umum juga disebabkan diselenggarakan pemerintah merupakan
oleh faktor lain yaitu lambannya penye- salah satu permasalahan lain untuk men-
diaan sekolah dari pihak pemerintah. Se- gakses pendidikan. Syarat-syarat yang di-
bagaimana protes masyakarat Pekalongan tentukan oleh pemerintah hanya mengun-
karena tidak tersedianya jenis sekolah pe- tungkan golongan tertentu karena dalam
merintah untuk komunitas Tionghoa yaitu peraturan tertulis yang diberlakukan oleh
HCS di pekalongan, sementara di tempat pemerintah kolonial lebih mengutamakan
8
lain jenis sekolah tersebut telah tersedia, pendidikan bagi anak-anak golongan Ero-
“HCS. Orang bilang artinja H(Hol- pa dan elite pribumi yang mempunyai ja-
landsch) C(Chineesche) S(School), batan struktural minimal sebagai asisten
tetapi kaloe boeat orang Pekalongan, wedana.
ada H(ooge) Chineesche School, se- Berbagai protes dan keluhan mas-
bab ini matjem sekolahan, disini ada yarakat tersebut menjadi sebuah fakta yang
begitoe ‘H(ooge) Chineesche School, menunjukkan keterbatasan akses pendi-
sebab ini matjem sekolahan, disini dikan di Pekalongan. Permasalahan akses
ada begitoe Hooh, alias Tinggi, sampe
tida ada jang bisa berdeket, apalagi pada layanan publik yaitu sekolah model
masoek itoe sekolah!. He, sebab apa? Barat yang diselenggarakan pemerintah
Tida ada jang masoek itoe sekolah? meliputi kelangkaan sekolah, kelambanan
Sebab, disini tida ada itoe sekolah- pengadaan sekolah dan yang paling sig-
an!.” (Sindoro Bode, 1922). nifikan adalah persyaratan untuk menen-
Terbatasnya jumlah sekolah model tukan masuk atau tidaknya anak dalam se-
barat tidak hanya berakibat pada penolakan kolah pemerintah. Tiga komponen tersebut
murid di sekolah tersebut, tetapi juga me- menjadi fokus perhatian masyarakat untuk
nimbulkan permasalahan baru yaitu diter- melakukan protes atas keterbatasan terha-
apkannya persyaratan yang memberatkan dap akses pendidikan. Penyampaian protes
untuk mengakses sekolah tersebut. Ada- dari masyarakat atas pembatasan akses pen-
pun keluhan masyarakat Pekalongan ten- didikan menandakan bahwa masyarakat
tang persyaratan mengakses sekolah model telah membutuhkan adanya pendidikan.
barat yang dimuat dalam surat kabar, Hal ini telah muncul kesadaran kolektif
yang memungkinkan untuk mendapatkan
”HIS Sedikit, atoeran menerima anak,
publiek jarang jang mengerti. Maka mobilitas sosial melalui akses pendidikan.
Banjak jang sakit hatinja sebab tida Inisiatif masyarakat untuk mendapa-
diterima, karena H.I.S banjak atoer- tkan pendidikan yang diusahakan sendiri
an tentang menerima anak” (Sindoro muncul dari berbagai kelompok masyarakat
Bode, 1922). pekalongan yang beragam. Pendidikan
Persyaratan yang memberatkan un- kemudian diusahakan secara mandiri tanpa
tuk memasuki sekolah model Barat yang harus mengandalkan sekolah model Barat
dari pemerintah kolonial. Dalam hal ini,
sekolah swasta muncul salah satu bentuk
8 HCS pertama ada pada tahun 1908, memasuki responsi atas ketidakmampuan masyarakat
tahun 1922 HCS belum kunjung didirikan di Pekalongan.
HCS di Pekalongan baru didirikan pada 1926. untuk mengakses pendidikan dari pemer-
Vol. 03 | No. 1 | Juni 2019