Page 43 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 43
38 | Duwi Asri Suryaningsih
berorientasi pada aspek material tentunya gajaran sekolah. Sebagaimana yang dise-
berbeda dengan pendidikan yang diseleng- butkan dalam majalah Pelita Dagang,
garakan oleh pemerintah berorientasi pada “...Economie kita Boemipoetera tidak
pemenuhan tenaga kerja. Semangat swa- bakal mendapat kemadjoean, kapan
daya dan berdaya dalam bidang ekonomi keadaan kaoem pedagang bangsa kita
menjadi kunci penting diselenggarakan- masih begini. Kesalahan ada sama
nya pendidikan yang mengedepankan as- difihak kita kaoem soedagar sendiri.
pek material. Kebutuhan pendidikan yang Sebab kaoem soedagar sendiri lebih
mengedepankan aspek material ditujukan senang menjekolahkan anaknya ke
sekolah Docter daripada ke Handel
untuk menghadapi persaingan ekonomi, School, dan dia lebih soeka melihat
“Toean-toean soedagar!kita misti anaknya makan gadji di Post, daripa-
beroesaha mendidik pemoeda-pem- da meoeroes dia ponja perdagangan
oeda kita, soepaja dia orang ada itoe sendiri.”(Pelita Dagang, 1924).
semangat boeat berdagang. Kita ber- Pendidikan yang berorientasi aspek
ikan tjonto pada dia orang, bahwa material merupakan suatu strategi untuk
itoe soedagar sedjati, ada itoe mem- menjaga keberlanjutan usaha untuk gen-
poenjai sifat-sifat jang baik...meno-
endjoekkan hal jang seperti ini, tidak erasi penerus. Hal ini dilakukan melalui
memadai dengen moeloet saja, tapi perwujudan sekolah-sekolah yang dikelola
perloe misti kita beri tjonto dengen secara swadaya. Namun, pendidikan aspek
perboeatan kita sendiri. Dan kapan material yang cenderung diarahkan oleh
soedah nanti sebagian besar pem- generasi tua ini justru dianggap membatasi
oeda-pemoeda bangsa kita jang ada ruang gerak generasi muda yang mempu-
itoe peladjaran, soeka mendjadikan nyai tujuan berbeda, tidak untuk menekuni
dirinja djadi orang dagang, disitoelah
baroe bisa kita perdapat kemadjoean bidang yang sama dengan generasi sebel-
dari kita poenja perdagangan.” (Pelita umnya. Ketidaksepakatan antara genera-
Dagang, 1924). si tua yang menginginkan keberlanjutan
ekonomi bertentangan dengan pemikiran
Ketertinggalan dalam hal perekono- generasi muda yang mempunyai orientasi
mian dan perdagangan dinilai sebagai efek pendidikan diluar aspek material,
dari tidak adanya kepedulian pada bidang
pengajaran. Kemajuan ekonomi pedagang “Saja poen perhatikan, dengan adan-
bumiputera menjadi titik keberhasilan ja saja maoe katakan adanja penga-
doean jang sampai pada saja, bahwa
pendidikan. Bagi masyarakat Pekalongan, bahasa jang sampai pada anak-anak
pengetahuan dalam berdagang sangatlah jang bersekolah itoe djadi asing dari
penting, kurang diperhatikannya pendi- marika itoe, tidak sebagai jang di-
dikan yang berorientasi pada ekonomi harapkannja, inilah peperangan jang
dinilai menjadi faktor penting adanya ke- hebat antara kaoem toea dan kaoem
munduran ekonomi dagang. Pengetahuan moeda, ini menoenjoekkan anak jang
mengenai perbandingan harga dan ilmu tadinja disekolahkan kemoedian ia ti-
dak mendukung orang toeanja, dapat
hitung dalam perdagangan menjadi bagian mendoekoeng peroesahaan orang.”
yang seharusnya tidak dipisahkan dari pen- (Bintang Pekalongan, 1926).
Jurnal Sejarah