Page 35 - Jurnal Sejarah Abad Historiografi Pendidikan Indonesia
P. 35

VOLUME 03 | NOMOR 1 | JUNI 2019



                          Mempertahankan Identitas dan

                                 Memenuhi Kebutuhan:

                        Pendidikan Swasta di Pekalongan Awal Abad Ke-20           3

                                           Duwi Asri Suryaningsih
                                Pascasarjana Ilmu Sejarah, Universitas Gadjah Mada
                                             asriduwi@gmail.com




           ABSTRAK – Tulisan ini bertujuan untuk mengeksplorasi keterkaitan antara kehadiran sekolah swasta
           pada awal abad ke-20 dengan kebutuhan pendidikan dalam masyarakat. Tulisan ini mengacu pada kaidah
           penelitian historis dengan memanfaatkan sumber-sumber arsip pemerintah dan surat kabar lokal Pekalongan
           sebagai konteks tempat penyelenggaraan pendidikan swasta pada awal abad ke-20. Pada awal abad ke-
           20 kebijakan pendidikan dari pemerintah kolonial dikemas melalui program politik etis. Tujuan utama
           dari program pendidikan  dalam  kebijakan  politik  etis adalah  mengatasi  permasalahan  keterjangkauan
           pendidikan agar dapat diakses oleh masyarakat secara luas. Disamping untuk memberikan timbal balik (atas
           hutang budi) negeri induk pada negeri jajahan atas tindak kolonialisme. Dalam pelaksanaannya, program
           perluasan pendidikan dari pemerintah Kolonial hanya mampu dijangkau oleh masyarakat yang berasal dari
           kalangan bangsawan atau mempunyai kedudukan dalam pemerintahan. Keterbatasan akses inilah yang
           kemudian mendorong masyarakat secara mandiri mencari jalan alternatif guna memenuhi kebutuhan akan
           pendidikan. Masyarakat yang terpolarisasi berdasarkan etnis juga semakin memberikan ragam alternatif
           kebutuhan pendidikan yang ditujukan bagi komunitasnya masing-masing. Ragam kebutuhan pendidikan
           dari  berbagai  komunitas  juga  mempunyai  orientasi  sekolah  yang  disesuaikan  pula  dengan  kebutuhan
           komunitas. Orientasi tersebut cenderung menggambarkan atau paling tidak didasarkan pada karakteristik
           atau identitas komunitas. Namun, usaha mandiri dalam bentuk sekolah swasta ini justru memunculkan
           sentimen dari Pemerintah kolonial dengan memberikan sebutan sebagai ‘sekolah liar’. Meskipun demikian,
           pada kenyataannya  keberadaan  sekolah swasta justru lebih mampu memenuhi  kebutuhan pendidikan
           masyarakat secara luas dibandingkan dengan sekolah yang disediakan dari pemerintah.
           KATA KUNCI – Sekolah Swasta, Pendidikan, Kebijakan Pendidikan, Kebutuhan Pendidikan.

           ABSTRACT – This paper aims to explore the link between the presence of private schools in the early
           20th century and the educational needs of the community. This paper using historical research by utilizing
           government archival sources and Pekalongan local newspapers as the context of the place for the holding
           of private education in the early 20th century. In the early 20th century educational policies from the
           colonial government were part of ethical politics. The main objective of educational programs was to
           overcome the problem of affordability of education so that it can be accessed by the public at large. It was
           part of reciprocity from colonial rulers to the colony. In fact, education from the colonial government only
           for noble communities. The limited access for ordinary people then encourages them to independently seek
           alternative ways to meet the need for education. Ethnic-based polarized communities also increasingly
           provide an alternative range of educational needs aimed at their respective communities. Various educational
           needs from various communities resulting school orientation tailored to the needs of the community. The
           orientation tends to describe community characteristics or identity. However, this independent business in

              3   Makalah dipresentasikan dalam Seminar Sejarah Nasional: 50 tahun Seminar Sejarah Pertama 1957-2017, pada
           Desember 2017 oleh Duwi Asri Suryaningsih
   30   31   32   33   34   35   36   37   38   39   40