Page 106 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 106
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
organisasi pemuda yang ada . Hasil rumusan tersebut akhirnya
49
disepakati dalam rapat pemuda tersebut dengan sebutan ‘Ikrar
Kerapatan Pemuda” dan selanjutnya kini disebut sebagai Sumpah
Pemuda, yang isinya antara lain, tersebut dibawah ini.
SUMPAH PEMUDA
Pertama : Kami putra dan putri Indonesia mengaku bertumpah darah yang
satu, Tanah Indonesia, Bangsa Indonesia.
Kedua : Kami putra dan putri Indonesia mengaku berbangsa yang satu, Bangsa
Indonesia.
Ketiga : Kami putra dan putri Indonesia menjunjung bahasa persatuan, Bahasa
Indonesia.
Meskipun didahului suasana panas terhadap pemerintah Hindia Belanda
yang mengawasi secara ketat selama sidang dan melarang arak-arakan
Pandu pada malam hari dalam memeriahkan penutupan sidang,
Kongres Pemuda Indonesia ke-II pada 28 Oktober 1928 memiliki nilai
terpenting dan menentukan. Melalui janji pemuda yang dikrarkannya
itu, semangat persatuan dalam “solidaritas Indonesia” telah
menunjukkan bahwa dalam diri para pemuda tidak ada lagi perbedaan
daerah, bangsa, dan bahasa serta perbedaan-perbedaan sempit lainnya.
2.7. Pergerakan Perempuan
Gagasan Kemajuan dari kaum perempuan keluar dari peran
tradisional muncul dari sejumlah tokoh yang lahir pada akhir abad IX
sampai awal abad XX. Kaum perempuan yang keluar dari peran
tradisional antara lain adalah R.A. Kartini (Jepara- Jawa Tengah), Dewi
Sartika (Jawa Barat) dan El-Yunusiyah (Sumatera Barat). Ketiga tokoh
ini pemikirannya akan dikaitkan dengan wacana pemikiran gerakan
perempuan yang bermuara pada perdebatan pelaksanaan kongres
perempuan I di Yogyakarta pada tahun 1928
Pelaksana politik etis di Hindia Belanda bidang pendidikan
adalah J.H. Abendanon. Pada tahun 1900, ia menjadi Direktur
Pendidikan di Hindia Timur. Atas bantuan istrinya, sinar pendidikan
dipancarkan ke pemuda Indonesia. Abdul Muis yang belakangan
diketahui sebagai pemimpin Sarikat Islam adalah salah seorang yang
sering berkumpul di Batavia. Suasana ini memberi rangsangan untuk
98 Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya