Page 101 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 101
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
Thabroni, dan oleh karena itu masalah nama bahasa persatuan ditunda
pada Kongres ke II, dua tahun kemudian.
Kongres Pemuda I itu bertujuan, yakni: Pertama, memajukan
faham persatuan kebangsaan. Kedua, mengeratkan hubungan antara
semua perkumpulan pemuda kebangsaan. Sementara itu, Kongres ini
membicarakan pula “kewajiban agama dalam pergerakan kebangsaan”,
diantaranya berisi anjuran agar bangsa Indonesia bersikap toleran
terhadap agama lain. Thabroni pun menyatakan:
“Memang benar, tujuan Kongres I belum seluruhnya berhasil, antara
lain perihal mengadakan fusi di antara organisasi-organisasi pemuda. Bolehlah,
Kongres Pemuda I itu suatu kongres orientasi. Walaupun demikian, hasil
kongres yang utama yaitu mengakui dan menerima cita-cita persatuan atau de
Indonesische Eeinheidgedachte, meski masih samar-samar”.
Pasca Kongres Pemuda I, usaha untuk persatuan di kalangan
pemuda terus dilaksanakan. Pada 15 Agustus 1926 diadakan kembali
pertemuan para perkumpulan, yakni Jong Java, Jong Sumatranen Bond,
Jong Celebes, Voor Ambonsche Studeerenden, Jong Minahasa, Jong
Islamieten Bond, Jong Bataks Bond dengan Panitia atau Komite
Kongres pemuda I. Pertemuan itu diadakan di gedung bioskop “Java”
di Jakarta. Acara rapat membahas usul Jong Java untuk mengadakan
federasi di antara berbagai organisasi pemuda. Namun demikian, rapat
tersebut belum membawa hasil positif. Enam bulan kemudian, tepatnya
pada 20 Februari 1927 di Jakarta diadakan lagi pertemuan perkumpulan-
perkumpulan pemuda kedaerahan dan PPPI. Rapat tersebut
menunjukkan hasil yang lebih maju, karena telah membahas usul fusi
dari Jong Java. Fusi lebih maju dari federasi yang hanya sekedar
gabungan dari perkumpulan-perkumpulan pemuda daerah itu, namun
belum menunjukkan kesatuan yang bulat. Organisasi-organisasi itu
tetap merupakan unit-unit kecil yang hanya tergabung dalam federasi
besar, sedangkan, pengertian fusi yakni semua perkumpulan pemuda
tersebut mengalami proses peleburan dan akan menjelma menjadi satu
organisasi pemuda Indonesia yang baru.
Proses persatuan itu tentu melalui berbagai cara, baik resmi
maupun forum-forum rapat seperti yang dilakukan di Indonesische
Clubhuis di Kramat Raya 106, Batavia menjelang berlangsungnya
Kongres Pemuda II dalam dialog-dialog ringan tapi bermakna dalam.
Hal ini tercermin dari kelakar Adnan Kapau Gani, seorang pemuda
Minangkabau yang mencintai Palembang dengan Jusupadi
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 93