Page 99 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 99
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
Pengurus baru ini berjumlah 8 (delapan) orang dengan tugas yang lebih
berat. Sebulan kemudian, pengurus mengadakan rapat lagi untuk
membicarakan program dasar organisasi.
2.6. Solidaritas Indonesia: Sumpah Pemuda
Perkembangan politik yang semakin kondusif bagi kaum
pergerakan yang bangga berlabuh dalam suasana ke-Indonesiaan telah
mendorong pelbagai gerakan pemuda yang semula masih bersifat
kedaerahan, mendambakan persatuan Indonesia, bahkan kemudian
berubah menjadi simbol kehidupan yang terus digelorakan dan
diperjuangkan. Organisasi pergerakan nasional merupakan wadah bagi
kaum intelektual yang disatu pihak telah mengalami alienasi sosio
kultural dan di pihak lain memerlukan ceruk sosial baru untuk
mewadahi arena bergerak dan forum komunikasi politik. Ide
nasionalisme mentransenden etnosentrisme, primordialisme, dan
komunalisme diganti dengan solidaritas nasional. Perhimpunan
Indonesia dengan manifestasi politiknya pada 1925 telah menegaskan
kesatuan sebagai faktor mutlak bagi terbentuknya nation Indonesia yang
terbebas dari cengkraman kolonialisme.
Kesemuanya itu termanifestasikan dalam penyatuan kehendak
organisasi-organisasi pemuda yang berlabelkan kedaerahan dan, juga
atas nama perorangan bermusyawah untuk menyiapkan
penyelenggaraan Kongres Pemuda I di gedung Lux Orientis di Batavia
pada 15 November 1925. Kongres Pertama yang diketuai oleh M.
Thabrani dari Perhimpunan Pelajar-Pelajar Indonesia (PPPI) yang lahir
pada 1926 karena terinpirasi perjuangan PI, berhasil diselenggarakan
pada 30 April hingga 2 Mei 1926 di Batavia dengan tujuan “menggugah
semangat kerja sama di antara bermacam-macam organisasi pemuda di
tanah air guna mewujudkan persatuan Indonesia di tengah-tengah
bangsa-bangsa di dunia”.
Dalam Kongres Pertama ini, M. Thabroni sebagai ketua,
menyampaikan pidato yang diakhiri dengan kata-kata:
“Supaya kongres ini menyuarakan generasi muda sekarang yang
nantinya terpanggil untuk bekerja, berkarya, berjuang, dan meninggal untuk
kemerdekaan nusa dan bangsa, rakyat di seluruh Kepulauan Indonesia,
bersatulah!”.
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 91