Page 194 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 194
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
dan merdeka dalam negerinya yang diberikan oleh
29
Tuhan.
Keberanian, kelantangan, serta kecerdasan yang tercermin dari
30
pidato pembelaan Hatta seperti contohnya terlihat dari cuplikan di atas,
tampaknya telah pula memberi inspirasi bagi para pemuda di Indonesia
untuk juga menyuarakan pendapat mereka mengenai nasib bangsa
Indonesia dan Indonesia itu sendiri secara lebih berani. Dan “Polemik
Kebudayaan” sangat mungkin adalah efek atau “akibat” dari nada
pidato Hatta yang telah menunjukkan suatu keterampilan berdialektika.
4.4.2 Polemik Mengenai Indonesia dan Keindonesiaan
Satu hal yang mampu menyebabkan perdebatan di antara para
tokoh tersebut tetap terasa selalu aktual, relevan, dan penting, adalah
karena apa yang diperdebatkan menyangkut persoalan yang amat
mendasar, yaitu mengenai jati diri atau identitas sebagai sebuah bangsa,
serta orientasi yang sepatutnya dituju. Dalam kaitan dengan identitas
sebagai bangsa “Indonesia”, Sutan Takdir Alisjahbana melontarkan pikiran-
pikiran tajamnya yang memang bagi siapa saja, kiranya, akan terpicu untuk
memberikan tanggapan atau pandangan yang berseberangan, terlepas dari
benar atau tidaknya. Mengenai identitas “Indonesia” yang pada tahun-
tahun itu masih merupakan suatu impian atau baru sebatas “bayang-
bayang” belaka, Sutan Takdir Alisjahbana pernah mengemukakan gagasan
yang dapat dinyatakan di sini sebagai telah melampaui umumnya
kesadaran kolektif bangsa Indonesia di masa itu.
Apa yang dilontarkan oleh Sutan Takdir Alisjahbana sangat
esensial dan mendasar sebagai pondasi bagi suatu kesadaran
eksistensialistis yang sangat diperlukan. Berikut ini adalah pandangan
kritisnya yang berkenaan dengan permasalahan “Indonesia” dan
“keindonesiaan” yang dalam tulisan Sutan Takdir Alisjahbana ini
langsung terdapat di awal tulisannya—sebuah awal yang sudah langsung
mampu menarik perhatian dan mengundang perdebatan karena dengan
terang benderang mampu menegaskan atau menggarisbawahi akan telah
kacaunya pemahaman mengenai “Indonesia”.
Berbicara tentang masyarakat dan kebudayaan
baru, yang dimaksud tentu adalah masyarakat dan
kebudayaan Indonesia Raya, yakni masyarakat dan
186 Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya