Page 193 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 193
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
perdebatan tanpa dasar melainkan perdebatan yang jelas landasan logika
atau nalarnya. Oleh kenyataan seperti ini, tidak salah kiranya jika apa
yang telah ditunjukkan oleh Sutan Takdir Alisjahbana dan “kawan-
lawannya” itu dapat disebut sebagai representasi dari suatu dialektika
pemikiran, yang dalam hal ini adalah pemikiran mengenai nasib atau
kondisi bangsa yang tengah “menjadi” serta mengenai Indonesia di masa
hadapan, yang sudah memperlihatkan taraf kedewasaan dan
kematangan dalam bertukar pendapat.
Akan tetapi, ada prakondisi atau pemicu lain yang sesungguhnya
tidak boleh diabaikan berkenaan dengan kelantangan polemik ini, yaitu
suatu pidato pembelaan yang pernah disusun dan dibacakan oleh
Mohammad Hatta di depan Mahkamah Belanda di Den Haag pada
tanggal 8 Maret 1928, yang diberi judul “Indonesia Vrij” atau dalam
bahasa Indonesia adalah “Indonesia Merdeka”. Bukan hanya karena
pada tahun 1928 itu Hatta sudah berani menyatakan ihwal
“kemerdekaan” Indonesia, melainkan suaranya yang lantang-menentang
kolonialisme di hadapan para penegak hukum di pusat kolonialisme atas
Indonesia, yaitu di Belanda. Hatta yang pada waktu itu baru berumur 26
tahun dengan tegas pernah menyatakan bahwa kemerdekaan Indonesia,
misalnya, tinggal menunggu waktu dan semuanya itu adalah hasil
perjuangan pemuda-pemuda Indonesia sendiri. Perhatikan pernyataan
Hatta yang sedemikian bertenaga dan jelas arahnya.
Kami percaya kepada masa depan rakyat kami dan
kami menaruh kepercayaan pada kekuatan batinnya. Kami
tahu bahwa perimbangan kekuasaan di Indonesia selalu
berubah bagi keuntungan kami. Pemuda ialah bagian yang
tidak terpisahkan dari rakyat Indonesia yang menderita
dan yang berharap. Rakyat adalah hati nuraninya yang
berbicara, rohnya yang menyala-nyala yang merobek masa
depan. Cahaya merah masa depan sudah mulai bersinar
dalam kekinian. Kami menyambutnya sebagai fajar yang
menyingsing. Pemuda Indonesia harus ikut
mengemudikan dalam jurusan yang dikehendaki. Pemuda
mempunyai tugas mempercepat tibanya hari baru. Dia
harus mengajarkan kepada rakyat kami kegembiraan
kehidupan; tidak hanya kesengsaraan boleh menjadi
bagiannya. Bahwa bangsa Indonesia boleh merasa diri
bebas di bawah langit birunya dan bahwa dia merasa tuan
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 185