Page 189 - PEMIKIRAN INDONESIA MODERN 2015
P. 189
Sejarah Pemikiran Indonesia Modern
Di mana gerangan Kakanda sekarang,
Di mana Kakanda diragu orang,
Membiarkan beta berduka cita.
Lamalah sudah beta seorang,
Menantikan Rawana diusir orang,
Menantikan kakanda menggantikan tahta.
Aduhai kakanda pembela diri,
Dengarkan ratapan beta yang ngeri,
Harapan tak lain pada kakanda
Beta bak tidur di atas duri,
Inilah penyakit setiap hari,
O kakanda bilakah tuan membela adinda.
Tiada sakit sesakit ini, kakandaku,
Jikalau badan dalam terungku,
Tiada sedikit boleh berkata.
Apakah salahnya beta dahulu,
Maka selalu berduka kalbu,
Maka selalu mencucuri mata.
Setiap saat menaruh dendam,
Setiap detik menahan kasam,
Kepada Rawanan raja yang keji,
Raja lalim bangsa yang kejam,
O, ilahi Junjungan Alam,
Berilah bujang perebut Panji.
Wahai kakanda kekasih beta,
Mari lepaskan badan adinda,
Dari kungkungan nafsu yang ganas,
Tiada dapat beta derita.
RAWANA: (Kasar dan terbahak) Ha, ha, ha, mainan
kakanda.
BEBASARI: O, bujangga, bila beta akan terlepas.
(Hening kembali. ORANG TUA,
ALZAMANUR, bergerak dari duduknya
menunggu.)
ALZAMANUR: (Perlahan) Kudengar angin menderu,
Kulihat dahan melambai,
Kudengar ombak mengadu,
Direktorat Sejarah dan Nilai Budaya 181