Page 28 - Ebook_Toponim Jogja-
P. 28
10 Toponim Kota Yogyakarta
Ayodya/Ngayogya masuk dalam angan Mangkubumi sebagai pendiri kota Yogyakarta,
belum tersedia buktinya. Sebelum Ngayogyakarta diumumkan Mangkubumi, di sana
telah ada Garjatawati dan/atau Yogya atau Ayogya. Nama itu dijumpai dalam sumber
Jawa maupun Belanda sebelum tahun pendirian Keraton Kasultanan.
Ricklefs menjelaskan, Garjitawati adalah nama pasanggrahan pemburu yang kelak
menjadi kota Yogya. Sebelum periode 1712 atau raja Amangkurat II berkuasa tahun
1677-1703, pasanggrahan itu sudah ada. Spekulasi dalam Babad Giyanti kurang tepat
yang mengabarkan Amangkurat IV mendirikan Gerijitawati. Tesis Brandes bahwa
nama Garjitawati baru diganti menjadi Ayogya era Hamengkubuwana I (sesudah 1755)
keliru. Perlu mengutip sepucuk surat 2 petinggi VOC tahun 1739, yaitu ditulis dari
‘Ardijitowati off (andres genaamd) Adjoekdjo (Gardjitawati atau dinamakan Ayogya). Babad
Tanah Jawi dari Keraton Kasunanan juga menyebutkan Garjitawati dan Ngayugya
sebagai tempat yang sama.
Penelusuran nama Ayogya/Ngayogya menjadi Ngayogyakarta Adinngrat terdapat
banyak pendapat. Salah satu pendapat menyatakan, setelah peristiwa Giyanti pada
Februari 1755, Mangkubumi menitahkan Jayawinata ke Mataram guna menentukan
lokasi keratonnya. Jayawinata mendirikan pasanggrahan di Gamping (barat Yogya). Dari
keterangan Babad Mangkubumi, Sultan pindah ke keraton barunya pada 6 November
1755. Tetapi, ada indikasi lain bahwa perpindahan terjadi sesudah itu, atau Mangkubumi
resmi bercokol di keraton barunya awal 1756. Seluruh surat dari pemimpin VOC di
Yogya detik itu ditulis dari ‘Craton Pasangarahan’ sampai 9 Februari 1756. Sesudah 12
Februari ditulis dari ‘Djokjo’, dan pasca 14 April 1756 dari ‘Djokjocarta’.
Surat VOC tertanggal 26 Februari 1756 melaporkan perpindahan Sultan kepada ‘vaste
residentie plaats Djokjo’ (perumahan tetap Yogya). Surat lainnya tertanggal 8 April 1756
mengabarkan keraton berubah nama ‘Djogjocarta Diningrat’. Keraton di Yogya baru
selesai tahun 1756 dan diresmikan Mangkubumi antara Februari dan April 1756. Baru
tahun 1756 nama itu diumumkan sebagai Ngayogyakarta Adiningrat. Sengkala memet
dijumpai di keraton: dwi naga rasa tunggal (tahun Jawa 1682, September 1756 M).