Page 26 - Ebook_Toponim Jogja-
P. 26
8 Toponim Kota Yogyakarta
Asal Usul Nama Yogyakarta
Dalam rantai sejarah dinasti Mataram Islam, kelahiran Keraton Kasultanan Yogyakarta
ditandai dengan peristiwa palihan nagari atau pembagian wilayah kekuasaan Kerajaan
Kasunanan Surakarta tahun 1755 yang diabadikan dalam Babad Giyanti. Selepas
perjanjian Giyanti disepakati, Pangeran Mangkubumi (Sultan Hamengkubuwana I)
berwenang mengatur rakyat beserta daerah kekuasaannya yang terpusat di Yogyakarta.
Tentu menarik menyelidik muasal nama Yogyakarta yang selama ini dipahami berasal dari
kata “Ayogya”. Beda pendapat dengan R.W. Pradjaradjasa dalam artikelnya “Kutanegara
Ayudhakerta” bahwa asal nama Ngayogyakarta ialah ‘Ayudhakerta’. Mengandung arti
a = tidak; yudha = perang; kerta = raharja. Dalam pengertian umum adalah tidak
berperang lagi, tinggal kesejahteraan.
Guna memperluas pemahaman toponim Yogyakarta, kajian Peter Carey (2015)
dan Merle Ricklef (2015) perlu dibentangkan di sini. Sebagaimana tersurat dalam
Babad Giyanti, selepas pembagian kerajaan, Pangeran Mangkubumi berkonsentrasi
membangun istana permanen miliknya. Lokasi yang dipilih ialah Ayogya. Tempat
tersebut pernah dikunjungi Mangkubumi berulangkali, bahkan sampai mendirikan
perkemahan. Kesekian kalinya Sultan pergi ke Gunung Gamping untuk membersihkan
lokasi keraton barunya.
Kisah ini terekam dalam babad: “Sultan sampun/ budal sawadya angidul/ lampahe ginelak/
sapraptane Gunung Gamping/ lajeng nyengkal bade kita [sic] alas bringan/ kang wus tepung
lan wangunan Ngajugjeku/ Sinuwun Mangkurat/ kang yasca Garjitawati/ duk jenenge
Sinuwun Pakubuwono/ ing Gerijiwati denlih namanipun winastan Ngayogya/ duk alam sultan
puniki/ duk mungusuhan lan Mayor Peber/ binubra banunipun sadaya sami ginepur/ mangkya
karsanira/ Jeng Sultan winangun malih/ binabatan kang wadya nyambut karya/ lojenipun
ingkang kinarya rumuhun”.
Dalam babad tersebut diartikan: “Sultan bareng pasukannya pergi ke selatan, langkah
mereka cepat. Sesampainya di Gunung Gamping, hutan Beringan dibabat dijadikan
kota. Nama Garjitawati disalin Ngayogya dan dibangun bersama prajurit.” Keraton
baru tersebut dinamai “Ayogyakarta”. Mengingat pola penamaan Surakarta kelanjutan
dari Sala (Solo), serta Kartasura kelanjutan Wanakarta, maka Ayogya adalah tempat
dimana Yogyakarta didirikan. Dari penjelasan historis ini, dimengerti bahwa sebelum