Page 57 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 57
tiba-tiba Ali Sastroamidjojo meminta pendapatnya. kendati tidak sampai mengenai rumah. Provokasi
Kemudian, Soetardjo kemudian menyampaikan tentara Belanda ini membuat pejuang gerilya ganti
gagasannya. Menurut Soetardjo dalam situasi membalas dengan serangkaian aksi kekerasan
genting demikian, fungsi dan peran pamong praja yang mengarah pada gejala sosial berdarah
di daerah amat penting.Ia menyederhanakan hingga jatuh korban yang tidak hanya orang Eropa
persoalan meski agak sedikit bertaruh bahwa jika dan Tionghoa, tetapi juga orang Indonesia yang
terjadi pengalihan kekuasaan dari pemerintah dicurigai sebagai mata-mata.
militer Jepang kepada Sekutu, itu hanya berarti
pengalihan kekuasan di tingkat pusat. Sementara Di kota-kota kabupaten para pemuda mengadakan
itu, di daerah situasinya berbeda. Sebagai seorang latihan militer. Gubernur Soetardjo kerap turun ke
birokrat berpengalaman, Soetardjo punya alasan daerah-daerah kabupaten menginspeksi pasukan.
kuat karena pamong praja adalah pemimpin Selain itu, ia juga mengusahakan memperoleh
rakyat di daerah. Jika tentara pendudukan senjata milik tentara Jepang. Pada waktu itu
Jepang menyerahkan kekuasaannya, akan terjadi Jenderal Yamamoto, pimpinan staf Komando
kekosongan pemerintahan di daerah. Maka, Angkatan Darat Jepang (Rikugun), diasingkan
kekuasaan daerah yang tertinggi praktis berada Sekutu di Bandung. Gubernur Soetardjo menjalin
di tangan bupati. Oleh karena itu, bupati dengan korespondensi dengan Yamamoto. Soetardjo
pemerintah Republik Indonesia diharapkan melobi agar senjata Jepang tidak diserahkan
dapat bersinergi demi satu kepentingan, yakni seluruhnya kepada tentara Sekutu dan disetujui
mempertahankan kemerdekaan. oleh Yamamoto. Perbincangan itu juga menyusun
skenario untuk memperoleh senjata-senjata
Soetardjo menyarankan agar selekas mungkin itu. Caranya adalah bahwa para pejuang gerilya
para bupati dipanggil ke Jakarta. Mereka diminta berpura-pura menyerbu setiap kampemen (barak
untuk bersumpah mengakui Republik Indonesia tentara Jepang). Kemudian, senjata-senjata
dan tunduk pada pemerintahan yang dipimpin beserta amunisinya “dibolehkan” direbut para
Sukarno-Hatta. Selanjutnya, para bupati diminta pejuang. Untuk melaksanakan misi itu, Soetardjo
berkoordinasi dengan bawahannya yang juga disarankan menemui panglima resimen Jepang di
melibatkan alim ulama untuk membela negara. Jawa Barat yang memegang gudang senjata.
Forum sepakat dengan usulan Soetardjo disertai
riuh tepuk tangan sekaligus tanda rapat berakhir. Pada suatu hari para pemimpin gerilya dan
Dua hari kemudian para bupati seluruh Jawa pasukan bersenjata lainnya meminta izin Soetardjo
berdatangan ke Jakarta. Ketika tentara Sekutu untuk melakukan serangan umum. Sementara
mendarat 29 September 1945, pemerintah RI telah itu, senjata yang tersedia masih belum memadai.
tersambung dengan pemerintah daerah tingkat I Senjata-senjata Jepang juga belum diperoleh
(provinsi) dan tingkat II (kabupaten). sesuai dengan kebutuhan. Menurut hemat
Soetardjo, belum tiba waktunya untuk melakukan
Sementara itu, Sekutu sibuk melucuti tentara serangan skala besar. Serangan umum baru bisa
Jepang. Pasukan Belanda dan pejabat NICA dilancarkan jika latihan pematangan sudah selesai.
berusaha memancangkan kekuasaannya. Pada Begitu pula dengan perolehan senjata Jepang yang
pertengahan 1945 tentara Sekutu dan NICA telah masih diupayakan. Dua hari dua malam rapat
memasuki dan menduduki beberapa kota penting, berlangsung di rumah gubernuran. Soetardjo
yakni Bogor, Cianjur, dan Bandung. Pada November bersikukuh percobaan serangan akan berisiko
1945 Gubernur Soetardjo Kartohadikoesoemo mulai besar. Akan tetapi, tekanan untuk melakukan
menetap di Bandung.Dalam memoarnya, Soetardjo serangan terbuka terhadap Inggris dan Belanda
mengenang suasana yang sangat mencekam. menjadi luar biasa. Para pejuang menyusun
Kendati dijaga ketat oleh laskar, rumah gubernuran rencana untuk melangsungkan serangan umum
yang menjadi kediaman Soetardjo di Jalan Stasion pada 24 November 1945. Namun, tanpa diduga
Bandung tidak luput dari sasaran serangan.Setiap bahwa serangan dilancarkan pejuang-pejuang
malam pekarangan belakang rumah gubernuran Bandung sebelum hari-H.
dilempari granat oleh serdadu-serdadu Belanda
ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA 43