Page 54 - Ebook_Atlas Gubernur-
P. 54
2. Menjadi Gubernur Jawa Barat
Dua hari setelah Proklamasi Kemerdekaan membantu menunjukkan kepada dunia bahwa
Indonesia, pemerintah menetapkan delapan seluruh rakyat bersatu di belakang kepemimpinan
provinsi di wilayah Negara Kesatuan Republik Republik Indonesia. Sebelum konferensi digelar,
Indonesia.Kendati demikian, formasi resmi kabinet Soetardjo telah bertemu dengan Sukarno dan
dan penataan regional belum terbentuk. Selain Hatta secara pribadi. Negosiasi politik terjalin di
itu, aparatur dan birokrat di tingkat daerah masih antara ketiganya. Soetardjo meyakinkan bahwa
diragukan loyalitas nasionalisnya. dwitunggal pemimpin Indonesia itu tentang
dukungan pangreh praja terhadap negara
Pada 2 September 1945 sebuah konferensi Indonesia asal status mereka dapat dijamin.
pamong praja di Jawa dan Madura dibuka di
Jakarta.Konferensi tersebut berlangsung atas usul Pada 6 September 1945 diumumkan bahwa sesuai
bersama antara Presiden Sukarno dan Soetardjo dengan keputusan Panitia Persiapan Kemerdekaan
Kartohadikoesoemo yang bertindak selaku Indonesia dan Komite Nasional Indonesia Pusat,
juru bicara utama mewakili kelompok pamong wilayah Pulau Jawa dibagi menjadi tiga provinsi,
praja. Sukarno menyambut baik pertemuan yakni Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur,
itu dan berharap keberpihakan pamong praja masing-masing akan dipimpin seorang gubernur
dalam membangun negara.Hasil konferensi yang bekerja langsung di bawah kabinet. Soetardjo
memperdengarkan semua ungkapan kesetiaan ditunjuk sebagai gubernur Provinsi Jawa Barat
pamong praja kepada Republik dan sepakat untuk yang pertama.
Sebagai seorang pamong praja,
yang selalu patuh kepada pimpinan,
saya menjawab bersedia.
(Soetardjo ketika Bung Karno memintanya pindah dari Jawa Barat
dan bertugas di Yogyakarta)
40 ATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIATLAS SEJARAH INDONESIA: GUBERNUR PERTAMA DI INDONESIA
40
A