Page 71 - PENGOLAHAN MAKANAN ORIENTAL
P. 71

Masakan  yang  lahir  dari  berbagai  keanekaragaman  di  daerah  Kanto  disebut
                     masakan  Edo  atau  masakan  Kanto.  Sebutan  masakan  Kanto  digunakan  untuk

                     menandingi masakan Kansai yang telah lebih dulu dikenal. Ciri khas masakan Kanto

                     adalah penggunaan kecap asin (Shōyu) sebagai penentu rasa, termasuk pada berbagai
                     makanan berkuah (shirumono) dan nimono. Tradisi membawa pulang makanan pesta

                     merupakan alasan kecap asin digunakan dalam jumlah banyak pada masakan Kanto,
                     agar rasa makanan tetap enak walaupun sudah dingin. Berbeda dengan masakan Kanto,

                     masakan Kansai justru tidak terlalu asin walaupun mengandalkan garam dapur sebagai

                     penentu rasa.


                      6.  Masakan Kansai

                         Masakan  Kansai  adalah  sebutan  untuk  masakan  Osaka  dan  masakan  Kyoto.
                     Berbeda dengan budaya Edo yang gemerlap, masakan Kyoto mencerminkan budaya

                     Kyoto  yang  elegan.  Masakan  kuil  agama  Buddha  banyak  mempengaruhi  masakan

                     Kyoto  yang  banyak  menggunakan  sayur-sayuran,  tahu,  kembang  tahu  dan  sedikit
                     makanan laut karena letak Kyoto yang jauh dari laut. Masakan Kyoto melahirkan cara

                     memasak dengan bummbu seminimal mungkin agar rasa asli tahu atau kembang tahu
                     yang  memang  sudah  “tipis”  tidak  hilang.  Kepandaian  mengolah  ikan  hasil  awetan

                     seperti  Bodara  (ikan  Cod  kering)  dan  Migakinishin  (ikan  Hering  kering)  hingga
                     menjadi hidangan yang enak merupakan keistimewaan masakan Kyoto.

                         Sebagai kota tepi laut dengan hasil laut yang melimpah, masakan Osaka mengenal

                     berbagai cara pengolahan hasil laut. Makanan laut diolah agar enak untuk langsung
                     dimakan di tempat dan tidak untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Masakan Osakan

                     tidak  mementingkan  rasa  makanan  kalau  sudah  dingin  karena  menganut  prinsip

                     “makanan yang habis dimakan”. Prinsip ini bertolak belakang dengan masakan Kanto
                     yang  memikirkan  rasa  makanan  kalau  sudah  dingin.  Seiring  dengan  perkembanga

                     zaman, perbedaan antara masakan Kansai dan masakan Kanto menjadi semakin kecil
                     berkat saling belajar dari kekuatan dan kelemahan masing- masing.

                         Sementara itu juga akan dibahas tentang asal-usul makanan Jepang yang terkenal,
                     antara lain:









                                                                                                             62
                                          Pengolahan Makanan Oriental (China, Jepang, dan Korea)
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76