Page 107 - AKIDAH DAN ILMU KALAM E-BOOK
P. 107

mencantumkan  pendapat  Ahmad  Bin  Hambal.  Setelah  ditanya,  Ath-Thabari

                   menjawab  bawa  Ahmad  bin  Hambal  bukan  seorang  ahli  fiqih,  tetapi  seorang  ahli
                   hadis.  Atas  jawababnya  itu  Ath-Thabari  diperlakukan  secara  keji  dengan  dilempari

                   batu dan dituduh telah meremehkan ulama besar. Hal yang paling menyakitkan bagi
                   Ath-Thabari  adalah  munculnya  larangan  menghadiri  kuliahnya  dan  mengharamkan

                   membaca karya-karyanya.


                       Tidak  hanya  kepada  Mu‟tazilah  kebijakan  dan  tindakan  zalim  khalifah  Al-
                   Mutawakkil pun  merambah kepada semua  aliran yang  bercorak rasional.  Selain itu

                   Al-Mutawwakkil  memerintahkan  tentaranya  untuk  menghancurkan  bangunan-
                   bangunan suci Syi‟ah, termasuk  makam Al Husain bin Ali dan melarang berziarah

                   ketempat tersebut.


                       Dalam memaknai iman, Ahlus Sunnah berpendapat bahwa iman adalah keyakinan
                   dalam  hati,  mengucapkan  dengan  lisan  dan  pembuktian  dengan  perbuatan.  Dalam

                   konsep  ketuhanan  Ahlus  Sunnah  menetapkan  bahwa  tauhid  meliputi  rububiyah,
                   uluhiyah, asma‟ dan sifat. Mengenai Al Qur‟an, Ahlus Sunnah meyakini Al-Qur‟an

                   sebagai kalam Allah, bukan makhluk seperti yang diyakini Mu‟tazilah.


                       Ahlus  Sunnah  menetapkan  sumber  pengambilan  hukum  didasarkan  pada  Al-
                   Qur‟an, Sunnah, Ijma‟ dan Qiyas. Seseorang belum dikatakan muslim apabila tidak

                   menjalankan rukun Islam yang lima : membaca syahadat, shalat lima waktu, puasa
                   ramadhan,  zakat  dan  haji.  Adapun  dalam  rukun  iman,  Ahlu  Sunnah  menetapkan

                   bahwa seseorang dikatakan beriman apabila meyakini Allah sebagai tuhannya, iman
                   kepada  malaikat-malaikat,  iman  kepada  kitab-kitab  Allah,  iman  kepada  Nabi  dan

                   Rasul Allah, iman kepada hari Akhir (qiyamat) dan iman kepada qadha-qadar yang

                   ditetapkan Allah.

                       Sejarah mencatat bahwa aliran ini pecah menjadi dua. Pertama adalah golongan

                   salafiyah yang diwakili Ahmad bin Hambal, Abu Hasan Al Asy‟ari (wafat 330 H),
                   Ibnu Taimiyah, Ibnu Qoyyim Al Jauziyah (wafat 751 H) dan Muhammad bin Abdul

                   Wahab (1703-1787 M). adapun yang menjadi cirinya adalah mereka menafsirkan Al-

                   Qur‟an  dan  hadis  secara  harfiyah  (tekstual),  menolak  ta‟wil,  melarang  keras
                   penggunaan filsafat dan teologi, menolak semua ulama yang menafsirkan Al-Qur‟an

                   secara batiniyah, menyalahkan pendapat para fuqoha apabila tidak sesuai dengan Al-
                   Qur‟an dan sunnah Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam.




                                                           99
   102   103   104   105   106   107   108   109   110   111   112