Page 139 - AKIDAH DAN ILMU KALAM E-BOOK
P. 139
Pada tahun 1972 Hanafi tiba di Maroko sebagai pembicara dalam seminar yang
ber- tema Nahnu wa At-Tanwir (Kita dan Pencerahan). 103 Pada tanggal 30 Juni 1984
Hanafi di deportasi dari Maroko karena pernyataannya ketika menjadi pembicara
dalam sebuah Studium General bertajuk “Sistem Pemerintahan dalam Islam”. Hanafi
mengatakan “Imamah merupakan akad, bay‟ah, dan pilihan. Penguasa adalah orang
yang terakhir makan dan minum, orang yang sederhana pakaian dan rumahnya.
Dalam Islam tidak boleh mencium tangan, kaki atau pundak pada penguasa”. 104
Sebenarnya kalau Hanafi mau meminta maaf pemerintah akan membebaskannya.
Tetapi Hanafi mengataka “Saya bukanlah manusia semi-intelektual dan semi-warga
negara. Saya tidak pernah melakukan penjajahan, dan itulah yang membedakan di
antara kita. Tanah air sebenarnya memben- tang dari teluk hingga laut tengah, dari
ujung barat hingga ujung timur. Sebagai intel- ektual umat, dan salah seorang
ulamanya, saya menentang segala bentuk suap dalam ke- mentrian di pusat. 105
B. Karya Hasan Hanafi
Hanafi melahirkan karya yang sangat besar, sehingga dia dapat dikategorikan
kedalam ilmuwan islam kontemporer yang paling produktif. Hampir semua karyanya
di- tujukan untuk pembaharuan tradisi dan kebangkitan Islam. Pemikiran Hanafi
dipengaruhi oleh paham nasionalistik-sosialistik populistik yang dirumuskan sebagai
ideologi Pan Arabisme. 106 Hal ini bisa dilihat dari hasil penelitian tentang, metode
interpretasi sebagai upaya pembaharuan bidang ushul, tentang fenomenologi sebagai
metode untuk me- mahami agama dalam konteks realitas kontemporer.
Beberapa karya Hasan Hanafi, yaitu :
1. Al-Turats wa at-tajdid tentang dasar ide pembaharuan.
2. Al-Yasar Al-Islamy (kiri islam), tentang manifesto politik.
3. Min Al-Aqidah ila at-Tsaurah, Imemuat uraian terperinci tentang pokok-
pokok pembaharuan.
103 Ibid hlm. 83.
104
Ibid, hlm. 87.
105 Ibid. hlm. 88.
106
Hasan Hanafi, Ad-Din wa as-Saurah fi Misra‟, 1952-1981, Mesir, Maktabah Madbuli, vil. VI. Hlm.
86
131