Page 138 - AKIDAH DAN ILMU KALAM E-BOOK
P. 138

melanjutkan  ke  sekolah  pendidikan  guru  dan  pindah  ke  madrasah  Al-Aliahdar.  Ia
                                                                                          99
                   menamatkan sekolah menengahnya di madrasah tsanawiyah Khalil Agha.

                       Hanafi  mengalami  pergolakan  pikiran,  ketika  membaca  karya  Hasan  Al-Banna,

                   Say- yid Al-Qutb, Abdul Hasan An-Nadawi, Syekh Muhammad Al-Ghazali dan tokoh
                   besar islam lainnya. Hanafi memahami makna dari keberadaan diri, hiudp, realitas,

                   tanah air dan masa depan.


                       Pada saat mengikuti kuliah tentang Akal Sepuluh, Akal Fa‟al dan Akal Mutafa‟il,
                   zat  dansifat,  kosmologi  Ibnu  Sina.  Hasan  Hanafi  merasa  asing  terhadap  materi

                   tersebut. Hanafi lebih tertarik pada model kaum modernis. Dia mulai mencari isu-isu
                   Islam dan menjauhi filsafat dan Ilmu Kalam.


                       Pada  tahun  ketiga,  Ia  mulai  memasukkan  pendapat  pribadi  dalam  makalah
                   ilmiahnya. Termasuk makalah tentang “Teori Pengetahuan dan Kebahagiaan Menurut

                   Al-Ghazali”. Hanafi mengkritisi sikap para sufi sebagai reaksi pasif atas hedonisme.

                   Pengecualian  diri  harus  dibuang  dan  secepatnya  mengambil  alih  kendali  dunia  dan
                   menyelamatkan diri  dari kehancuran.


                       Sayyid Qutb meninggalkan pengaruh yang sangat besar terhadap diri Hanafi. Hal
                   ini terbukti dari pernyataannya : “Jikalau Sayyid Qutb masih hidup waktu itu, saya

                   pasti akan menjadi murid terbaiknya, dan jika dakwah ikhwanul muslimin berlanjut,

                   niscaya saya akan menjadi pemikir dan konseptornya”. 100

                       Hanafi  memperoleh  gelar  Doktornya  di  Universitas  Sorborne  Perancis.  Dengan

                   dis-  ertasi  tebal  Sembilan  ratus  halaman  “Essai  sur  la  method  d‟Exegese”,  tentang
                   Ushul  Fi-  qih  dan  mendapatkan  penghargaan  sebagai  karya  ilmiah  terbaik.  Hanafi

                   kembali ke Me- sir dan menjadi dosen Filsafat Kristen. 101  Dia menjadi staf pengajar

                   pada fakultas sastra Universitas Cairo Mesir sampai 1971. 102

                       Hanafi  mendapatkan  gelar  Guru  Besar  (Visiting  Professor)  di  Belgia,  Amerika

                   Seri- kat, Kuwait, Maroko, Jepang, dan UEA serta sebagai penasehat pengajaran di
                   Universi-  tas  PBB  Tokyo  Jepang.  Ia  mendapatkan  reputasi  sebagai  pemikir  Islam

                   terkemuka.


                   99
                     Abdurrahman Manaf, Kitabusaadah fittauhidil ilahi. (Jakarta : Maktabah saadiah Putra : 1942) hlm.
                   23-24.
                   100
                      Ibid hlm. 29.
                   101  Ibid hlm. 34.
                   102
                      Harun Nasution, Teologi Islam Aliran-Aliran Sejarah Perbandingan. (Jakarta : UI-Press : 2007).

                                                           130
   133   134   135   136   137   138   139   140   141   142   143