Page 133 - AKIDAH DAN ILMU KALAM E-BOOK
P. 133

2)  Dan Al-Baqarah: 75

                   Artinya: "Maka apakah kamu (Muslimin) sangat mengharapkan mereka akan percaya

                   kepadamu, sedangkan segolongan dari mereka mendengar  firman Allah, lalu mereka
                   mengubahnya setelah memahaminya, padahal mereka mengetahuinya?"


                       Kalam  Ilahi  dapat  didefinisikan  dengan  makna  lebih  luas  dari  huruf-huruf  dan

                   suara-suara. Pada makna ini, kalam Ilahi mencakup seluruh makhluk-Nya tidak hanya
                   merupakan hasil perbuatan dan ciptaan-Nya, merupakan kalimat dari kalimat-kalimat-

                   Nya.

                       Al-Qur'an al-Karim dalam tiga tempat menyebut kata kalam dengan


                        1. Kalamullah (Firman Allah),


                        2. Kalami (Perkataan-Ku),

                        3. Kalimatu rabbika dan Kalimatullah


                       Adanya  ungkapan-ungkapan  ini  bisa  disimpulkan  bahwa  A1-Qur'an  sepakat
                   bahwa Tuhan mempunyai sifat takallum (berbicara).


                   Dalam surah Qashash ayat 30, Allah Swt berfirman:

                   Artinya : " Maka takala Musa sampai ke (tempat) api itu, diserulah. Dia dari (arah)

                   pinggir lembah yang sebelah kanan(nya) pada tempat yang diberkahi, dari sebatang

                   pohon kayu, Yaitu: "Ya Musa, Sesungguhnya aku adalah Allah, Tuhan semesta alam
                   ".


                       Di  tempat  dan  di  saat  itulah  Musa  a.s.  mulai  diangkat  menjadi  rasul.  Ayat  ini
                   menunjukan  bahwa  Allah  SW'T  mengajak  Nabi  Musa  As.  Berbicara  dengan

                   menggunakan suara - suara yang terdengan dan dari konteks yang terdapat ada ayat

                   ini dan ayat - ayat setelahnya menjadi jelas bahwa suara suara tersebut dengan oleh
                   nabi Musa As.


                   Dalam surah As-Syuura ayat 51, berfirman:

                   Artinya  :  “Dan  tidaklah  patut  bagi  seorang  manusia  bahwa  Allah  akan  berbicara

                   kepadanya kecuali dengan perantaraan wahyu atau dari belakang tabir atau dengan





                                                           125
   128   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138