Page 38 - PERTEMPURAN TELUK CIREBON
P. 38
Pertempuran Teluk Cirebon
sendiri maupun dalam dalam lingkungan masyarakat
terjadi karena, ketika salah satu kelompok berusaha
memaksakan nilai (value) yang mereka miliki pada
kelompok lain. Dalam cakupan bahasan konflik antar
kelompok, Walter G Stephan dan Cookie White
Stephan dalam Hasrullah (2009: 43) menawarkan tiga
teori tentang konflik antarkelompok, yaitu:
Pertama, Realistic group conflict theory. Teori
ini mempunyai premis didasari oleh kompetisi
untuk memperebutkan resources (land, money,
natural resources) atau pun value, belief, dan
norms (Kartz,1965, Taylor & Maghoddam , 1987).
Menurut Robert LeVine dan Donald Campbell
(1972), teori realistik ini digunakan untuk
memprediksi konsekuensi psikologis, dimana
realitas kelompok memicu meningkatnya
kohesitvitas dan etnosentrisme antarkelompok.
Perubahan ini biasanya diiringi dengan kekerasan
terhadap kelompok lain. Masih berpihak pada teori
ini, menurut Ozlak (1992) konflik dapat terjadi
ketika kemampuan untuk memelihara kesetaraan
anatarkelompok menjadi timpang, yang dapat
dipicu oleh ketidakseimbangan mendapatkan
peluang kerja, tingkat ekonomi, kemakmuran
antarkelompok tersebut.
Kedua, Relative Deprivation Theory. Premis
dalam teori ini berbeda dengan premis teori
25