Page 62 - PERTEMPURAN TELUK CIREBON
P. 62

Pertempuran Teluk Cirebon




                                          41
                        daerah  pedalaman .  Keberadaan  sungai-sungai  tersebut
                        mempermudah  terjadinya  distribusi  hasil  produksi

                        pertanian,  perkebunan  dari  daerah  pedalaman  ke  daerah
                        pesisir,  begitupun  sebaliknya  barang  dagangan  dari

                        wilayah  pesisir  seperti  ikan  laut  dapat  lebih  mudah

                        didistribusikan. Selain jalur sungai pada dasarnya Cirebon
                        juga sudah memiliki jalur darat karena berdasarkan babad

                        tanah  Cirebon  sudah  pernah  tejadi  berbagai  ekspedisi
                        seperti ekspedisi demak-Cirebon.

                            Pada  awalnya  Cirebon  hanya  terdiri  dari  dua  daerah

                        yaitu  daerah  pesisir  disebut  dengan  daerah  Cirebon
                        larangan  dan  daerah  pedalaman  yang  disebut  dengan

                                          42
                        Cirebon     Girang .Pelabuhan      menjadi    penunjang
                        perekonomian bagi daerah  Cirebon Larangan. Sedangkan

                        daerah  Cirebon  Girang  terdiri  dari  dataran  rendah  dan

                        datarn tinggi yang memiliki hasil bumi melimpah seperti
                        beras dan kayu.

                            Hal  menarik  lain  dari  Cirebon  adalah  keunikan
                        budayanya.  Hal  itu  dikarenakan  letaknya  yang  berada

                        ditengah-tengah  dua  kebudayaan  berbeda  sehingga
                        Cirebon tumbuh menjadi sebuah daerah yang memiliki ciri

                        kebudayaan  khas.  Hal  tersebut terasa  sampai  saat  ini,  di

                        Cirebon  ada  beberapa  daerah  yang  menggunakan  bahasa
                        Sunda  sebagai  bahasa  ibunya/linguafranca  dan  ada

                        beberapa  daerah  lain  menggunakan  bahasa  Jawa  sebagai


                        41 Susanto Zuhdi, Op.cit.,hal 91
                        42 Adeng dkk, loc.cit.




                                                   49
   57   58   59   60   61   62   63   64   65   66   67