Page 36 - wbc agustus pages
P. 36
SISI PEGAWAI
membawakan tas atau belanjaannya, membersihkan/ngelap kaca
mobil yang berdebu dengan tidak memungut imbalan. Alhasil,
bukan hanya uang parkir yang dia terima, tetapi ada saja pemilik
kendaraan yang dengan rela memberikan kelebihan.
Setelah sekian lama jadi juru parkir, keberuntungan mulai berpihak
pada Adil. Suatu saat pada tahun 1992, kebetulan Kepala Kantor
Bea Cukai Sintete pada waktu itu Pak Jesayas (almarhum) mampir
di parkiran Adil. “Ngapain kaca mobil saya dilapin, baru ini saya
melihat juru parkir begini? Kira-kira begitu pertanyaan yang
dilontarkan almarhum pada saat itu dan Adil pun merasa biasa saja
dan berlalu begitu saja.
Di kesempatan lain Adil dapat orderan membuat aksesoris salah
satu toko busana Jeans. Dia sibuk mendesain toko tersebut dari
kayu bulat dan kebetulan Pak Jesayas berkunjung ke toko itu untuk
membeli celana. “Loh…kamu ada di sini, kamu kan juru parkir
yang di Singkawang, ngapain di sini ?” Yang punya toko menjawab
bahwa Adil desainernya. Singkat cerita, Pak Jesayas menawarkan
Adil untuk bekerja, karena Adil mengaku hanya lulusan SMP maka
dia ditempatkan sebagai Cleaning Service (CS) di kantor Bea Cukai.
Melihat pekerjaan Adil sebagai CS cukup rapi dan bersih, rupanya
Pak Jesayas sudah semakin tertarik dan suka dengan Adil. Bahkan
dalam keadaan berkeringat dan bau Adil pernah merasa ragu untuk
memenuhi panggilan Pak Jesaya. “Maaf pak saya bau ! Tidak
apa-apa, kamu tidak bau, kamu ini bagaikan mutiara hitam yang
terpendam, kata Pak Jesayas untuk sekedar memuji Adil.”
Pak Jesayas semakin curiga terhadap keahlian dan kebaikan Adil,
ketika pada saat mau acara Agustusan, spanduk yang dibuat dari
kertas biasa berhasil dia perbaiki dengan tulisan yang lebih bagus.
Melihat itu Pak Jesaya memanggil Adil dan kembali menanyakan
sebenarnya Adil lulusan apa? Adil pun mengaku bahwa dia
sebenarnya lulusan SMAN 1 Singkawang jurusan IPA. Akhirnya
Pak Jesayas memberikan Adil pekerjaan yang lebih baik lagi
menjadi honorer dan memegang buku ATK. Selanjutnya Adil
banyak digembleng dan dapat ilmu dari Pak Siswo untuk belajar
pengiriman dokumen yang pada saat itu memakai SE11.
Pada tahun 1997 ada pengangkatan pegawai honorer, ternyata Adil
belum beruntung dan namanya tidak terdaftar. Saat itu Adil hanya
berdoa, “Ya Allah, andaikan rezekiku dekatkanlah dan kalau bukan
rezekiku jauhkanlah.” Baru pada tahun 2003 Adil yang kini sudah
lulus kuliah dari Sekolah Tinggi Ilmu Hukum Singkawang dengan
predikat pujian, IPK 3,58 itu diangkat menjadi pegawai Bea Cukai.
Begitulan perjalanan panjang yang dilalui Adil sebagai pegawai
honorer selama 12 tahun dan sudah dikaruniai empat anak baru
diangkat jadi pegawai. “Saya dikandungan selama 12 tahun dan
baru dilahirkan pada tahun 2003,” kenangnya.
34 | Volume 50, Nomor 8, Agustus 2018 - Warta Bea Cukai