Page 31 - Warta Bea Cukai Edisi November 2018
P. 31
BERBAGI PENGETAHUAN
Mari kita ilustrasikan konsep ini seperti gambar di atas.
Anda tentu dapat melihat bagaimana pengembangan sistem
informasi dapat mengalami kegagalan. Kesalahan pemilik
proses bisnis dalam menjelaskan apa yang dia inginkan, bisa
membuat kesalahan pengertian pada project leader seperti
yang diilustrasikan pada gambar 2. Customer sebenarnya
menginginkan produk ayunan seperti pada gambar 1, tetapi
karena penjelasan yang salah, maka pengertian project leader
pun akan berbeda dengan produk yang diinginkan customer.
Faktor sering berubahnya proses bisnis dan tidak cermatnya
dalam waktu pengembangan dapat memperburuk hasil.
Karena programmer desain lebih kreatif dan visible cara
berpikirnya, maka dia membuat ayunan seperti pada gambar
4. Tetapi dengan tekanan waktu dan budget yang terbatas,
programmer berpikir, “tidak mungkin bisa membuat ayunan
seperti itu”. Sehingga apa yang dihasilkan programmer
semakin menyimpang dari ekspektasi customer seperti
pada gambar 5. Karena penjelasan produk dari awal salah,
deskripsi produk oleh eksekutif juga akan berbeda. Dampak
dari tidak selesainya proses tersebut dapat menyebabkan
kegagalan proyek. Gambar 7 menjelaskan bahwa biaya
kegagalan proyek dapat menyebabkan hilangnya keuangan
organisasi yang cukup besar. Sehingga dapat dikatakan
proses pengembangan sistem tersebut gagal karena produk
yang dihasilkan tidak sesuai dengan apa yang diinginkan
customer.
Dari pandangan di atas, pengembangan sistem tidak boleh
lagi diartikan sebagai automasi saja. kesuksesan suatu
optimalisasi proses bisnis perlu memperhatikan 5 tahap
utama. Tahap pertama adalah Simplifikasi yang merupakan
penyederhanaan sistem untuk menunjang proses bisnis
yang efektif dan efisien. Harmonisasi yaitu penyetaraan
informasi dengan koordinasi antar instansi sehingga
melepaskan ego sektoral berupakan kata kunci pada bagian
ini. Proses standardisasi diperlukan untuk menjamin bahwa
Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai | 29