Page 50 - Warta Bea Cukai Edisi Oktober 2018
P. 50
SOSOK
Soeharnomo
MANTAN SESDITJEN D JBC
DAN PEJU ANG KEMERDEKAAN
Lahir di Jember, 29 Desember 1930, ayahnya R. Pringgokusumo asli Jogja dan ibu R.r. Djoharmanik
asal Banyuwangi. Sewaktu kecil bersekolah di HIS (Holland Inlands School) yaitu SD untuk orang
Belanda jaman itu. Belum lulus HIS, Jepang masuk ke Indonesia dan sekolah HIS ditutup diganti
dengan sekolah Jepang.
Pasca Jepang menyerah, tentara Sekutu mulai memasuki wilayah Indonesia. Kedatangan mereka
selain sebagai pemenang perang, sekaligus ingin melucuti senjata milik tentara Jepang. Namun
kemudian tentara Belanda (NICA) membonceng tentara Sekutu, tujuannya ingin menjajah kembali
Indonesia. Tanggal 29 September 1945 tentara Sekutu dan pasukan NICA tiba di Indonesia
mendarat di Pelabuhan Tanjung Priok. Tentara Sekutu membantu NICA yang ingin membatalkan
kemerdekaan Indonesia. Rakyat Indonesia tidak ingin lagi menjadi bangsa yang terjajah, dan
bangkit melawan tentara Sekutu dan NICA. Dengan menggunakan senjata rampasan dari Jepang
dan senjata tradisional yang ada, berkobarlah pertempuran di mana-mana, termasuk di wilayah
Jawa Timur, seperti di Surabaya dan sekitarnya termasuk Blitar.
Tanggal 25 Oktober 1945, tentara Sekutu dipimpin Brigadir Jendral Mallaby mendarat di Tanjung
Perak, Surabaya. Kedatangan tentara tersebut diikuti oleh NICA. Mula-mula tentara NICA
melancarkan hasutan sehingga menimbulkan kekacauan di Surabaya. Hal tersebut menimbulkan
bentrokan antara rakyat Surabaya dan wilayah sekitarnya dengan tentara Sekutu.
“Saya tamat SD tahun 1945 pada jaman pendudukan Jepang tetapi tamat SMP tahun 1946 sudah
jaman Republik. Waktu revolusi fisik saya bergabung kedalam TRIP (Tentara Republik Indonesia
Pelajar) dan bertugas di daerah Blitar,” ujar Soeharnomo mengawali cerita.
Minimnya persenjataan berpengaruh pula pada taktik perang yang dipraktikkan oleh para pejuang.
Taktik gerilya keluar masuk hutan dipilih Soeharnomo yang tergabung dalam TRIP bersama rekan
seperjuangannya. Itu sudah menjadi aktivitas rutinnya menghindari kejaran tentara musuh.
48 | Volume 50, Nomor 9, September 2018 - Warta Bea Cukai